ViralNews.id - Indonesia sebagai negara besar punya kans untuk memajuakn berbagai sektor ekonomi yang barasal dari sumber daya dalam negeri. Market yang besar karena didukung jumlah penduduk yang tinggi segala potensi ekonomi bisa dimaksimalkan.
Ekonom Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati menilai sejauh ini ada empat sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) yang akan terus tumbuh positif ke depan. Sektor tersebut antara lain makanan minuman halal, pariwisata ramah muslim, fesyen, serta pertanian.
“Jadi empat sektor prioritas ini menunjukkan pertumbuhan yang baik, artinya kita punya sektor-sektor yang sebetulnya setelah periode COVID-19, pertumbuhannya cepat, dan itu berita positif,” kata Ninasapti dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (11/7).
Dalam seminar ‘Refleksi Perkembangan Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah di Indonesia’ yang digelar secara virtual, Ninasapti memembedah potensi meningkatnya sektor prioritas HVC tercermin dari pertumbuhan sektor pariwisata yang ramah muslim yang mengalami peningkatan lebih dari 20 persen pada 2022 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kalau kita lihat empat sektor prioritas dari Halal Value Chain juga di sini ada perbaikan ya, pariwisata terutama, paling buruk terjadi pada COVID-19 2020, kemudian pariwisata membaik kemarin karena ada G20 ya," bebernya.
Adapun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah pada tahun 2022. Salah satunya dengan memberikan stimulus bagi pengembangan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem HVC terutama sektor pertanian yang terintegrasi, kuliner halal, dan fashion muslim.
Ninasapti juga menyoroti kinerja sektor keuangan dan pembiayaan yang juga terus meningkat, baik dari sisi aset maupun nilai transaksi. Hal ini akan sangat membantu para para pengusaha untuk terus memjukan usahanya di sektor yang potensial di atas.
OJK mencatat total aset keuangan syariah (RHS) Indonesia pada 2022 meningkat Rp802,26 triliun. Diikuti dengan aset industri keuangan syariah tidak termasuk saham syariah yang tercatat mencapai Rp2.420 triliun per Maret 2023.
“Kinerja di sektor keuangan dan pembiayaan juga diharapkan dapat meningkat pesat, baik dari sisi aset maupun nilai transaksi,” pungkasnya.