Ritual adat ini berlangsung di Puncak Gunung Sunu, NTT, dan bertujuan untuk memohon agar prestasi-prestasi positif yang telah dicapai oleh Presiden Jokowi selama masa jabatannya dapat terus terjaga hingga akhir masa jabatannya.
Puluhan warga dari Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, berkumpul di puncak Gunung Sunu pada Sabtu (21/10) akhir pekan lalu untuk menyampaikan doa dan harapan di depan Patung Presiden Jokowi yang megah, setinggi 3,5 meter, dan berat 700 kilogram.
Ritual dimulai dengan tarian bonet yang memutari patung Presiden Jokowi oleh puluhan warga di atas Gunung Sunu. Tarian yang membangkitkan semangat gotong-royong ini melambangkan kebersamaan yang sangat dihargai oleh warga setempat.
Panglima perang Suku Benu dan Mantan Kepala Desa Sunu, Nithanel Benu, menyatakan bahwa Presiden Jokowi adalah "Bapak Bangsa."
Dalam ritual adat yang mereka gelar, para warga dari Desa Benu berharap agar Jokowi tetap menjadi pemimpin untuk seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya sekelompok orang atau keluarga tertentu. Patung Presiden Jokowi dianggap sebagai simbol kesejahteraan, persatuan, dan semangat gotong-royong.
"Bapak Jokowi adalah Bapak Bangsa, dan sebagai Bapak Bangsa, dia harus menjadi Bapak untuk semua, bukan hanya untuk keluarganya," kata Benu dalam pernyataannya pada Minggu (22/10/2023).
Bagi warga Desa Sunu, Jokowi adalah pemimpin yang telah memberikan dampak positif dalam kehidupan mereka. Namun, mereka juga merasa prihatin terhadap situasi politik nasional saat ini.
Benu menjelaskan bahwa warga Desa Sunu khawatir potensi kepemimpinan Jokowi sebagai negarawan akan terancam oleh upaya keras berbagai pihak untuk mencalonkan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden.
Oleh karena itu, Benu dan warga Desa Sunu berharap agar Jokowi diberikan kekuatan untuk menjaga persatuan Indonesia.
"Kami berharap agar Presiden Jokowi tetap menjadi Bapak bagi kita semua, termasuk bagi kami di Timor, meskipun kami tidak dapat pergi ke Istana untuk menyampaikan pesan kami. Bagi kami, doa yang kami sampaikan di depan patung Presiden Jokowi ini sama dengan bertemu dengan beliau, sebagai wujud cinta kami," katanya.
Benu menegaskan bahwa Jokowi adalah seorang pemimpin yang baik dan meminta agar putra Jokowi, Gibran, diberikan waktu untuk berkembang secara alami sebelum memimpin Indonesia di masa depan.
"Biarkan Gibran berkembang secara alami. Seperti buah yang enak dimakan, dia perlu waktu untuk masak," ungkapnya.
Kepala Desa Sunu saat ini, Yakob Kase, juga menyatakan pendapat yang serupa. Ia menolak upaya untuk memaksakan Gibran sebagai calon wakil presiden, dan bersama warga Desa Sunu, berharap agar nama baik Jokowi tetap terjaga.
Sebagai informasi tambahan, pada 10 November 2021, Patung Presiden Jokowi diarak bersama oleh masyarakat sejauh 2,5 kilometer menuju puncak Gunung Sunu dengan ketinggian 1074 meter di atas permukaan laut. Aksi tersebut merupakan bentuk penghargaan warga setempat kepada Presiden Jokowi atas kontribusi dana desa yang telah diterimanya selama kepemimpinannya.