ViralNews.id - Pengelolaan anggaran di daerah banyak yang bermsalah. Ada saja pembangunan yang tidak wajar dari dana rakyat itu. Kasus di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur misalnya. Di sana ada anggaran pembuatan satu buat toilet mencapai angka Rp125 juta. Jumlah yang fantastis.
Penggunaan anggaran yang tak sesuai ini menjadi perhatian dan pembicaran publik karena jumlahnya yang tak masuk akal itu. Publik Jawa timur bertanya-tanya semewa apa toiret berharga ratisan juta itu.
Toilet yang menjadi viral di Sumenep itu mulai viral di SDN Lalangon 1, Kecamatan Manding, Sumenep, Jawa Timur, Kamis 6 Juli 2023 lalu. Anggaran satu toilet Rp125 juta itu akan dianggarkan untuk 15 sekolah.
Profesor Rachmad Hidayat, Rektor Universitas Bahauddin Mudhari (Uniba) Madura heran dengan anggaran itu, karena bisa membangun ruangan mewah untuk kelas siswa. Fokusnya justru terbalik.
"Saya melihat banyak hal yang kurang memadai. Bocor atap SD, retak dinding, dan fasilitas yang minim. Seharusnya, ini yang menjadi fokus utama. Dana sebesar Rp 125 juta sangat bermanfaat untuk memperbaharui ruang kelas siswa," ungkapnya.
Terkait pro dan kontra mengenai anggaran sebesar Rp 125 juta untuk membangun toilet di sekolah dasar, Profesor Rachmad meminta pemerintah untuk melihat langsung kondisinya di lapangan.
Pemerhati kebijakan publik di Sumenep, Fauzi As, mengungkapkan keprihatinannya terhadap temuan proyek toilet viral dengan anggaran sebesar Rp125 juta. Dia meminta pemerintah untuk merespons masalah ini dengan serius, bahkan mengharapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyelidiki kasus tersebut.
Menariknya, proyek toilet ini telah dibangun sebanyak 15 unit pada tahun 2022, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep bahkan masih merencanakan pembangunan 20 unit toilet serupa pada tahun 2023 ini.
"Mungkin KPK memiliki semangat untuk memajukan pendidikan di Sumenep. Demi masa depan anak-anak kami yang tinggal di ratusan pulau, tolong selidiki rangkaian ketidakberesan proyek pendidikan di Sumenep ini," kata Fauzi As.
"Mohon, Pak, kami sedang dalam kondisi yang tidak baik. Pak Ghufron (Nurul Ghufron), Wakil Ketua KPK, juga berasal dari Sumenep. Silakan pulang, Pak Gufron, kunjungi rumah Anda, bersihkan yang kotor," pinta Fauzi As.