VIRALNEWS.ID - Juru Bicara tim pemenangan nasional (TPN) Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, Imam Priyono, menyampaikan kekecewaannya terkait pembatalan capres nomor urut 3 tersebut untuk memberikan kuliah umum di Universitas Cenderawasih (Uncen), Papua.
Imam Priyono mengungkapkan bahwa kehadiran Ganjar Pranowo di kampus tersebut seharusnya memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan berdiskusi mengenai masa depan Indonesia.
Imam Priyono menekankan bahwa tim pemenangan menghormati undangan yang awalnya diberikan kepada Ganjar dan Mahfud Md.
Namun, dalam prosesnya, sebagian mahasiswa menolak dengan alasan kampus seharusnya memberikan kesempatan kepada dua pasangan capres yang lain. TPN Ganjar menghormati keputusan tersebut.
"Jadi kami juga menghargai itu, monggo kalau ada capres lain ke sana tentu juga dengan senang hati. Nah, poin selanjutnya sih ini sih, justru kan yang opportunity lost itu kan dalam tanda petik kan teman-teman mahasiswa di sana ya," ujar Imam Priyono.
Imam Priyono menjelaskan bahwa kehadiran Ganjar di kuliah umum seharusnya memberikan peluang bagi mahasiswa untuk berdialog, berdiskusi, dan menyampaikan aspirasi secara langsung. Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo menyayangkan kehilangan kesempatan tersebut.
"Jadi, kalau terkait penolakan ini kami juga agak menyayangkan dalam konteks kan sebenarnya ruang ini bisa dimanfaatkan teman-teman mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi ya," tambahnya.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo mendapat penolakan dari mahasiswa Uncen saat berkunjung ke Kota Jayapura, Papua, pada tanggal 21 November.
Pembatalan kuliah umum tersebut menimbulkan permintaan dari pihak tim pemenangan untuk Universitas Cenderawasih memberikan klarifikasi terkait aksi penolakan yang dilakukan oleh Senat Mahasiswa atau BEM Uncen.
"Saat ini kita meminta pihak Uncen untuk memberikan tanggapan atau pernyataan resmi terkait dengan aksi penolakan yang dilakukan oleh Senat Mahasiswa atau BEM Uncen," ujar Sekretaris TPD Ganjar-Mahfud di Papua, Kenius Kogoya.
Kenius menekankan perlunya klarifikasi agar tidak ada tafsir yang keliru di masyarakat terkait penolakan tersebut.
"Kita tidak ingin calon presiden yang kita usung oleh koalisi menjadi blunder. Kita minta pihak Uncen memberikan klarifikasi," tambah Kenius.