daerah

Kepala Basarnas Tanggapi Tuduhan Kelalaian dalam Evakuasi Turis Brasil di Rinjani

Senin, 7 Juli 2025 | 20:53 WIB
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafi'i.

VIRALNEWS.ID, Jakarta — Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI M. Syafi'i, angkat bicara menanggapi tudingan adanya kelalaian dalam proses evakuasi turis asal Brasil, Juliana Marins, yang jatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ia menegaskan bahwa Basarnas telah bertindak sesuai prosedur sejak awal menerima laporan insiden.

"Basarnas melaksanakan tugas kemanusiaan diawali sejak informasi diberikan sampai korban bisa dievakuasi," ujar Syafi'i di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).

Syafi’i menyebut anggapan kelalaian adalah hal yang relatif dan bergantung pada sudut pandang. Menurutnya, yang terpenting adalah Basarnas telah menjalankan tugas sesuai ketentuan yang berlaku.

"Menurut saya relatif, itu disampaikan oleh siapa dan ditujukan untuk siapa. Basarnas sudah melaksanakan tugas utamanya sebagaimana mestinya," katanya.

Juliana Marins dilaporkan jatuh di area Cemara Nunggal, jalur pendakian menuju puncak Rinjani, sekitar pukul 06.30 WITA. Lokasi tersebut dikenal ekstrem, dengan lereng curam dan cuaca berkabut.

Ia sempat meminta istirahat karena kelelahan, namun rombongan tetap melanjutkan perjalanan karena jadwal ketat dan cuaca tak menentu.

Sekitar pukul 09.40 WITA, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menerima laporan insiden tersebut. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, TNGR, BPBD, dan relawan segera diterjunkan.

Pada Sabtu sore, seorang turis asal Spanyol berhasil merekam Juliana dalam kondisi masih hidup menggunakan drone. Ia terlihat duduk dan bergerak sekitar 300 meter di bawah jalur pendakian. Video tersebut menyebar luas di media Brasil, memicu harapan keluarga dan publik.

Namun, pencarian hari itu terhambat kabut tebal dan medan berbahaya. Esok paginya, drone menunjukkan Juliana sudah tidak lagi berada di lokasi sebelumnya. Diduga, ia tergelincir lebih jauh ke jurang.

Drone thermal pada Senin (23/6) mendeteksi keberadaan Juliana di kedalaman 500 meter, dalam kondisi tidak bergerak. Tim SAR baru berhasil mencapai lokasi dan mengevakuasi jenazah pada Selasa (24/6).

Kematian Juliana memicu kemarahan publik Brasil, yang menilai proses penyelamatan terlalu lambat. Kemarahan itu meluas hingga media sosial, bahkan menyasar akun Instagram Presiden RI Prabowo Subianto. (lil)

Tags

Terkini

Ini yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Bali

Rabu, 10 September 2025 | 22:34 WIB

Gempa Kembali Guncang Bekasi, Magnitudo 2,1

Rabu, 20 Agustus 2025 | 21:06 WIB