VIRALNEWS.ID - Marjam Abdurrahman, ibu dari Aldila Jelita, menolak persetujuan atas keputusan putrinya untuk berdamai dengan Indra Bekti.
Menurut Marjam Abdurrahman, terdapat kesalahan serius yang dilakukan Indra Bekti yang tidak dapat diampuni.
Namun, meski begitu, Marjam Abdurrahman tetap memilih untuk tidak mengungkapkan secara rinci kesalahan mantan menantunya itu.
Keberadaan cucu-cucunya menjadi alasan kuatnya untuk bertahan dan tetap bersama Aldila dan Bekti.
“Dosa yang dibuat oleh Bekti tak dapat diampuni oleh saya. Meski begitu, saat ini saya masih fokus pada cucu-cucu saya,” ungkap Marjam Abdurrahman seperti dilansir dari Insertlive pada Senin (28/8/2023).
"Di antara semua pria di dunia, saya sangat membenci Bekti. Anda bisa membayangkan apa yang telah dilakukannya pada anak perempuan saya," ucapnya dengan suara gemetar, terlihat jelas betapa emosionalnya.
Tidak hanya Marjam Abdurrahman yang merasa seperti itu, bahkan adik-adik Aldila Jelita juga tidak mau menerima Indra Bekti lebih lanjut.
Pada tahun 2016 diketahui, Indra Bekti melakukan sebuah kesalahan besar yang membuatnya terpinggirkan.
"Kita perlu mempertimbangkan apa yang dilakukan Bekti sehingga adik-adik Dila menolaknya? Awalnya, saya ingin mengungkapkannya, namun karena masih mempertimbangkan perasaan Dafni dan Abel, saya enggan. Peristiwa besar itu terjadi pada 2016," paparnya.
"Keluarga Dila tidak pernah merasakan kebahagiaan selama 13 tahun kebersamaan mereka. Karena kesalahan Bekti, ia rela menerima cacian dan perasaan. Ini membuat orang berpikir bahwa anak perempuan saya, Dila, kejam karena pria ini mau menerima perasaan," ungkap ibu dari Aldila Jelita sambil menahan emosi.
Bahkan pada tahun 2016, Aldila Jelita sempat berusaha menjauh dari Indra Bekti.
Namun, usahanya digagalkan oleh Indra Bekti yang mengakui kesalahannya.
Pada 2016 itu, Aldila berusaha kabur. Namun, Bekti bersumpah di atas nama Allah dan atas nama anak mereka.
Mereka sepakat untuk berdamai dan mereka juga menyetujuinya (untuk melanjutkan hubungan).
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.