VIRALNEWS.ID - Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, memberikan tanggapan terhadap kritikan yang dia terima dari Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta terkait kinerjanya selama hampir satu tahun memimpin ibu kota.
Fraksi NasDem menilai jabatan Heru Budi sebagai orang nomor satu di Jakarta hanyalah seremonial belaka.
Menyikapi penilaian tersebut, Heru Budi Hartono menegaskan bahwa selama menjabat sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta, ia telah mencapai sebagaimana mestinya.
Hal ini mencakup penanganan masalah banjir, perencanaan tata ruang, serta upaya mengatasi kemacetan.
Heru menganggap kritikan yang disampaikan Fraksi NasDem sebagai masukan yang dapat membantu dalam membangun Jakarta.
“Kalau ada orang yang mengkritik berarti memperhatikan saya, berarti membantu saya untuk membangun Jakarta,” kata Heru saat ditemui di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, pada hari Minggu, 15 Oktober 2023.
Terhadap kritik Fraksi NasDem terkait kemacetan di ibu kota, Heru menjawab bahwa pertumbuhan kendaraan di Jakarta selalu meningkat setiap tahun.
Oleh karena itu, penyelesaian masalah kemacetan tidak hanya bergantung pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Heru menekankan bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi permasalahan ini.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan melanjutkan jabatannya sebagai Pj Gubernur Jakarta, Heru menyatakan bahwa keputusan tersebut ada di tangan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Jika tidak lagi menjabat sebagai Pj Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono akan kembali menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres).
"Tergantung dari perintah Mendagri kan. Ya kalau diperpanjang ya silakan kita jalankan tanggung jawab itu, ya kalau enggak ya kembali sebagai Kepala Sekretariat Presiden kan," ucap Heru Budi Hartono.
Sebelumnya, Fraksi Partai NasDem DPRD DKI Jakarta telah mencatat sejumlah kritik terhadap kinerja Heru Budi Hartono selama satu tahun terakhir. Heru Budi dinilai tegang dalam memimpin ibu kota, menurut Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino.
Salah satu poin kritiknya adalah penanganan polusi udara yang dianggap tidak memadai. Wibi juga menyebut bahwa kemacetan di Jakarta semakin tidak terkendali di bawah kepemimpinan Heru Budi.