Kebakaran Kendaraan Listrik Jadi Ancaman Nyata di Korea Selatan

Photo Author
- Senin, 12 Agustus 2024 | 21:37 WIB
Ilustrasi mobil terbakar
Ilustrasi mobil terbakar

VIRALNEWSID, Jakarta - Kebakaran kendaraan listrik kini menjadi ancaman yang semakin nyata, terutama dengan semakin meningkatnya penggunaan mobil bertenaga baterai di berbagai negara, termasuk Korea Selatan.

Baru-baru ini, sebuah mobil listrik Mercedes EQE terbakar di parkiran basement sebuah apartemen di Incheon, Korea Selatan.

Menurut Japan Times, insiden tersebut menyebabkan kerusakan pada 140 unit kendaraan, memaksa 23 orang dilarikan ke rumah sakit, dan mengakibatkan evakuasi sekitar 700 warga.

Menanggapi kejadian ini, seperti dilaporkan oleh Carscoops, Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan dikabarkan akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangkaian kebakaran kendaraan listrik yang terjadi di negara tersebut.

Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa pemerintah Korea Selatan akan segera mengumumkan langkah-langkah komprehensif terkait kebakaran kendaraan listrik ini, yang mungkin akan diberlakukan paling cepat bulan depan.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa pemerintah akan mengeluarkan peraturan yang mengharuskan produsen mobil untuk mengungkapkan pemasok baterai yang digunakan dalam kendaraan listrik mereka.

Jika peraturan ini benar diterapkan, tampaknya langkah tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mengalihkan tanggung jawab kepada perusahaan-perusahaan China, seperti Farasis Energy, yang dilaporkan menjadi pemasok baterai untuk Mercedes EQE yang terbakar tersebut.

Mercedes-Benz Dapat Izin Uji Coba Kendaraan Otonom di Beijing

Dalam perkembangan lain, Mercedes-Benz resmi menjadi merek mobil pertama yang mendapatkan izin untuk menguji kendaraan otonom canggih di Beijing, Tiongkok.

Sementara pesaingnya masih berupaya menyempurnakan sistem tanpa pengemudi, jenama asal Jerman ini, seperti dilaporkan Automotive News, akan melakukan uji coba sistem bantuan mengemudi tingkat lanjut (ADAS) level 4 di jalan raya maupun area perkotaan di Beijing.

Sistem ini memungkinkan kendaraan untuk melakukan semua tugas mengemudi dalam kondisi tertentu, termasuk saat parkir, mundur, dan berbelok kiri di tengah lalu lintas padat tanpa bantuan pengemudi.

Dengan persaingan yang semakin ketat di industri otomotif China, berbagai produsen mobil berlomba-lomba untuk menghadirkan kendaraan dengan sistem otonom terbaik agar dapat bersaing.

Salah satu pesaingnya, Tesla, sedang berusaha untuk memperkenalkan teknologi bantuan mengemudi canggih, yang disebut full self-driving di Tiongkok, dan telah mendapat izin untuk mengujinya di beberapa area di Shanghai.

Pesaing lainnya, General Motors, juga telah menerima persetujuan untuk menguji teknologi self-driving pada kendaraan Cadillac di Shanghai tahun lalu.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hillary.

Tags

Rekomendasi

Terkini

Santi Hernandez Ragukan Marc Marquez Kembali ke Honda

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54 WIB
X