otomotif

Nissan dan Honda Siap Merger pada 2025, Apa Dampaknya bagi Industri Otomotif?

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:55 WIB
Presiden dan CEO Nissan Motor, Makoto Uchida dan Direktur, Representative Executive Officer, dan Presiden Honda, Toshiro Mibe menyetujui kerjasama di bidang pengembangan kendaraan listrik.

VIRALNEWS.ID, Tokyo - Industri otomotif dikejutkan oleh kabar bahwa dua raksasa otomotif Jepang, Nissan dan Honda, akan melakukan merger pada 2025.

Kabar ini diperkuat dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) resmi antara kedua perusahaan pada Agustus 2024.

Namun, langkah ini menuai komentar dari mantan pemimpin Nissan, Carlos Ghosn, yang menyebut kerja sama strategis tersebut sebagai tindakan nekat.

Menurut Ghosn, keputusan ini diambil Nissan sebagai langkah pragmatis untuk menyelamatkan perusahaan.

“Itu adalah langkah yang nekat. Bukan kesepakatan yang pragmatis, karena sinergi antara kedua perusahaan itu sulit ditemukan,” ujar Ghosn, dikutip dari Paultan, Kamis (26/12/2024).

Pemerintah Jepang Turut Andil

Di balik merger tersebut, ternyata ada intervensi pemerintah Jepang melalui Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI).

Ghosn menyebut METI menjadi pendorong utama kesepakatan tersebut untuk mengatasi masalah jangka pendek Nissan sekaligus mendukung visi jangka panjang Honda.

Mitsubishi Kemungkinan Terlibat

Nissan, yang memegang sebagian saham Mitsubishi, kemungkinan akan melibatkan Mitsubishi dalam kesepakatan merger ini.

Meski demikian, Mitsubishi masih mempertimbangkan keputusannya hingga akhir bulan ini.

Jika Mitsubishi bergabung, merger ini akan melibatkan tiga perusahaan besar.

Carlos Ghosn mengingatkan bahwa proses integrasi ini bisa menghadapi tantangan besar, terutama terkait perbedaan ideologi teknis di antara para insinyur.

“Saya ingat ketika kami mengambil alih Mitsubishi, mereka lebih takut berkolaborasi dengan Nissan dibanding Renault. Hambatan teknis ini sering kali menjadi penghalang sinergi yang serius,” jelasnya.

Langkah Strategis untuk Melawan Produsen China

Merger ini dipandang sebagai strategi untuk melawan dominasi produsen otomotif asal China yang terus berkembang pesat.

Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi produsen Jepang di pasar global.

Halaman:

Tags

Terkini

Santi Hernandez Ragukan Marc Marquez Kembali ke Honda

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54 WIB