otomotif

Penjualan Mobil Indonesia Turun, Malaysia Nyaris Rebut Posisi Raja Otomotif ASEAN

Kamis, 27 November 2025 | 22:04 WIB

VIRALNEWS.ID - Penjualan mobil di Indonesia sepanjang 2025 menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan.

Negara yang selama ini dikenal sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara tersebut kini berada di bawah bayang-bayang Malaysia yang hampir menyamai capaian penjualannya.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan bahwa penjualan mobil wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) pada periode Januari–Oktober 2025 hanya mencapai 634.844 unit. Angka ini turun 10,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 711.064 unit.

Penurunan juga terjadi pada kategori retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen). Sepanjang Januari–Oktober 2025, retail sales tercatat sebanyak 660.659 unit, atau turun 9,6 persen dari capaian tahun lalu sebesar 731.113 unit.

Kemerosotan penjualan tersebut membuat posisi Indonesia sebagai pemimpin pasar otomotif ASEAN terancam. Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) mencatat Total Industry Volume (TIV) atau registrasi kendaraan baru selama Januari–Oktober 2025 mencapai 655.328 unit. Meski turun 2 persen dari tahun sebelumnya, angka itu hampir menyamai penjualan retail di Indonesia.

Jika dibandingkan, penurunan penjualan kendaraan di Indonesia jauh lebih dalam daripada Malaysia. Indonesia mencatat penurunan 10,6 persen, sedangkan Malaysia hanya 2 persen dalam periode yang sama.

Kekhawatiran Industri Jika Malaysia Menyalip

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menyatakan harapannya agar penjualan mobil nasional tetap mampu mencapai 800 ribu unit sepanjang tahun ini. Ia menilai bahwa dominasi Indonesia di sektor otomotif Asia Tenggara harus dipertahankan.

"Jadi image itu penting ya. Kalau nomor 1 di Asia Tenggara itu nggak di Indonesia lagi, nanti ekosistemnya khawatirnya pindah. Jadi penting sekali kita mempertahankan reputasi kita sebagai nomor 1 di ASEAN," ujar Bob.

Bob menjelaskan bahwa Malaysia mampu menjaga stabilitas penjualan mobil karena dukungan insentif dari pemerintahnya. Insentif tersebut bahkan sudah diberikan sejak masa pandemi COVID-19. Negara-negara lain seperti Vietnam juga menerapkan kebijakan serupa, misalnya dengan menurunkan PPN dari 10 persen menjadi 8 persen.

Menurut Bob, insentif tersebut penting karena industri otomotif memiliki multiplier effect besar, mulai dari kontribusi terhadap pendapatan negara hingga penyediaan lapangan pekerjaan.

Dengan kondisi penjualan yang terus menurun, Indonesia kini berada pada titik krusial dalam mempertahankan posisinya sebagai pasar otomotif terbesar di ASEAN.

 
 
 

Tags

Terkini

Santi Hernandez Ragukan Marc Marquez Kembali ke Honda

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54 WIB