Kesenjangan pembiayaan untuk UMKM di negara-negara berkembang diperkirakan mencapai sekitar $5 triliun, melampaui tingkat pembiayaan UMKM saat ini sebesar 1,3 kali lipat.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Bank untuk secara cermat menilai calon pemberi pinjaman mereka dengan kecepatan dan akurasi yang sama seperti pemberi pinjaman online serta dapat menawarkan suku bunga lebih rendah dan biaya pendanaan lebih murah.
Bank perlu kembali fokus pada pencairan kredit langsung, namun dengan metode penilaian yang lebih canggih guna mengurangi risiko kredit.
“Langkah selanjutnya adalah membuat kredit lebih mudah diakses dengan memanfaatkan likuiditas yang berlimpah di Bank serta menerapkan praktik terbaik pemberian pinjaman yang ditukar untuk mendorong pertumbuhan PDB Negara,” jelas Leonardo.
CLIK saat ini bersiap mendukung Bank dengan rangkaian produk dan layanan baru tahun ini.
Belum lama ini, perusahaan meluncurkan CLIK Spectrum, sebuah produk skor kredit inovatif yang menggabungkan informasi perilaku kredit dengan skor data telekomunikasi dan data alternatif lainnya yang mendukung.
Melalui produk baru ini, Bank dapat mengkualifikasi ulang dan memindahkan sebagian besar calon debiturnya dari kelompok risiko menengah ke kelompok risiko rendah.
Hasilnya, peluang persetujuan kredit akan lebih besar.
Chief Commercial Officer CLIK Leony Agnes Marie menambahkan bahwa inovasi yang dilakukan CLIK sebagai biro kredit swasta merupakan komitmen perusahaan untuk mempercepat pertumbuhan dan inklusivitas akses kredit bagi Indonesia.
“Skor kredit kami akan memberikan perspektif baru terhadap kelayakan kredit. Dengan meningkatkan keuangan digital dan pola konsumsi, lembaga keuangan perlu mengadopsi pendekatan baru dalam mengukur profil calon debitur mereka,” ucapnya. (**)