bisnis

Pinjol dan Paylater Marak, Perbankan Perlu Ubah Strategi Agar Kredit Mudah Diakses

Rabu, 17 April 2024 | 18:56 WIB
Leonardo Lapalorcia, Direktur Utama Lembaga Informasi Keuangan Indonesia

VIRALNEWS.ID - Laporan terbaru dari Bank Indonesia (BI) tentang kredit nasional dalam Hasil Rapat Dewan Gubernur bulan Maret 2024 mengungkapkan pertumbuhan kredit pada sektor perbankan sebesar 11,28 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp 7.047 triliun.

Di sisi lain, penyaluran kredit pada sektor UMKM tumbuh sebesar 8,85 persen secara tahunan (YoY).

Pertumbuhan kredit untuk UMKM ini berkaitan dengan adanya kredit yang murah dan mudah diakses oleh pelaku usaha.

Pertumbuhan ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah mempertahankan suku bunga fasilitas kredit di angka 6,75 persen.

Dalam siaran pers resminya,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  menyatakan bahwa meskipun laju pertumbuhan kredit terlihat positif.

Namun dengan semakin banyaknya lembaga keuangan non-bank yang bersaing dalam menyalurkan pinjaman untuk masyarakat.

Maka diperlukan strategi khusus guna memperkuat peran Bank dalam menyalurkan kredit bagi UMKM dan individu yang berbentuk kredit multiguna. 

Sebagai salah satu biro kredit swasta di Indonesia, PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK) melihat inisiatif pemerintah tersebut sebagai langkah yang strategis guna memicu penyaluran pinjaman dengan menyarankan kepada para Pemberi dana/Kreditur untuk mulai menyesuaikan strategi penyaluran pinjaman mereka.

Ini adalah saat yang tepat bagi industri untuk beralih kembali dari konsep inklusi keuangan ke pendalaman keuangan (financial depthing).

“Pemberian dana/Kreditur harus bisa menaikkan besaran pinjaman (ticket size) maupun tenor pinjaman yang menyasar pengeluaran konsumtif yang lebih panjang dan pinjaman produktif pada jangka menengah/panjang dengan tingkat suku bunga primer,” ujar Direktur Utama CLIK, Leonardo Lapalorcia.

Menurut Leonardo, pemberian pinjaman pada sektor rumah tangga dan produktif tertahan dari laju pertumbuhan kredit selama empat tahun terakhir.

“Sejak pandemi, pemberi pinjaman memperlambat aliran pinjaman secara signifikan. Kami juga melihat adanya pertumbuhan besar dari sektor pinjaman online dan Buy Now Pay Later (BNPL),” terang Leonardo.

Laju perubahan ini seharusnya berpotensi memberi dampak limpahan (spill-over) yang jauh lebih besar untuk mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dibandingkan dengan kinerja dari pinjaman jangka pendek bernilai kecil yang sangat populer di pasar selama lima tahun terakhir.

Menurut  Bank Dunia , UMKM terus menghadapi hambatan dalam mengakses kredit, bahkan di Asia Tenggara rata-rata 60% UMKM mengalami kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan.

Halaman:

Tags

Terkini

Harga Emas Antam Turun Rp 10.000 per Gram

Senin, 5 Mei 2025 | 00:02 WIB