ViralNews.id - Pasanga suami istri (Pasutri) asal asal Tangerang Selatan tega menaniaya anak kandung mereka R barusia sekitar 3 tahun 10 bulan hingga tewas. Kedua tersangka sudah diamankan unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan.
Anak malang itu sempat dirawat di Rumah Sakit Umum , Tangerang Selatan dari Selasa (20/6). Namun ia meninggal pada Sabtu (24/6). Peristiwa itu sangat miris karena orang tua kandung R tega melakukan perbuatan keji itu.
Orang tua pria yang melakukan penyiksaan bernama Dani dan orang tua wanita bernama Annisa Zahra. Balita laki-laki tersebut mengalami banyak luka di tubuhnya sampai mendapatkan perawatan di RSU Tangsel dan meninggal dunia.
Menuturan warga sekitar pasutri ini terbilang tertutup kepada tetangga dan jarang berkomunikasi. Hal itu yang membuat warga kadang lepas dari pengawasan sehingga hal keji itu bisa terjadi.
Salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya yang membuka usaha warung di dekat kontrakan pelaku, mengaku, ayah korban setiah hari bekerja sebagai pemulung. Pelaku beraktifitas dengan membawa gerobaknya.
Sementara ibu korban adalah ibu rumah tangga. Ibu korban seringjajan di warungnya. Namun untuk bapaknya jarang berkomunikasi, karena hanya memulung pagi hari dan pulang pada sore hari.
"Ibu korban yang juga pelaku memang sering jajan di warung saya selama 5 bulan terakhir, jajan es seringnya," ujar ibu ber anak dua saat ditemui di warungnya, Kota Tangsel, Selasa, (27/6).
Ia mengaku, kaget dengan adanya peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Dani dan Annisa Zahra. Tetangga menganggap mereka itu sudah tidak waras, karena tega membunuh anaknya sendiri.
Masih kata dia, sebelumnya korban diketahui sempat ikut bapak kandungnya di kampung, Mereka (tetangga-red) tidak mengetahui kampung orang tua R.
"Mereka pasutri ini tinggal di daerah Jalan Abdul Sukur, Rawa Buntu. Baru tiga bulan dengan bapak tirinya. Kata saya anak itu tinggal di sini sama aja hanya untuk diantar nyawanya," ucapnya.
Menurut dia, selama ikut bapak kandungannya anak itu tidak Kenapa-kenapa, lantas mengapa setelah pindah ke Tangerang Selatan malah meninggal. Dirinya mengira orang tuanya sudah gila.
"Masa tega ngeliat anak dipukulin apalagi di situ ada ibu kandungnya. Anak kecil aja di bentak sudah takut," tandasnya.
Artikel Terkait
4 Anak Selamat di Hutan Amazon Selama 40 Hari Terdampar