Dan terus berkomunikasi secara konstruktif dengan pihak berwenang terkait kebijakan maupun regulasi yang ada.
"Tentu regulasi bersifat dinamis tergantung situasi dan kondisi terbaru," ujar Anton.
Ia juga menambahkan bahwa komposisi kendaraan elektrifikasi secara keseluruhan, yang mencakup mobil hybrid, plug-in hybrid, dan mobil listrik, masih berada di bawah 10 persen dari total penjualan kendaraan di Indonesia.
Ini menunjukkan bahwa masih banyak ruang untuk perkembangan penetrasi kendaraan berteknologi elektrifikasi di masyarakat, salah satunya melalui mobil hybrid.
"Ketersediaan ragam teknologi elektrifikasi yang ada saat ini rasanya akan bisa membantu mengakselerasi perkembangan dan adopsinya di Indonesia, memungkinkan kontribusi pengurangan emisi lebih besar."
"Jadi, melihat peluang yang ada saat ini, kami berharap pemerintah dapat mendukung semua teknologi yang berkontribusi pada pengurangan emisi untuk mencapai netralitas karbon," pungkas Anton. (lila)