“Saya pikir dia bisa menghindari insiden itu, tetapi dia malah kembali dan kami merusak balapan kami,” ungkap Perez.
Menurutnya, Lawson seharusnya lebih menghormati para pembalap lain, terutama para senior di lintasan.
Perez juga merasa frustrasi karena Lawson tidak mendapatkan penalti atas insiden tersebut, padahal rookie ini sebelumnya juga terlibat dalam beberapa insiden lainnya, termasuk dengan pembalap veteran Fernando Alonso di Austin.
Sikap agresif Lawson di lintasan membuat Perez merasa bahwa Lawson belum siap sepenuhnya untuk menghadapi tekanan di Formula 1, dan harus belajar untuk lebih menghormati rekan-rekannya.
Perez juga mengungkapkan bahwa seorang rookie perlu menunjukkan sikap rendah hati dan mendengarkan masukan dari pembalap senior.
Ia menilai bahwa Lawson kurang memiliki sikap tersebut dan terlalu berambisi dalam setiap balapan.
“Ketika seorang juara dunia dua kali mengatakan sesuatu, Anda harus menghargai. Ini bukan hanya soal balapan, tetapi juga soal sikap dan respek di dalam dan di luar lintasan,” ujar Perez.
Perez berharap Lawson dapat mengambil pelajaran dari insiden ini dan mulai menunjukkan sikap yang lebih matang.
Ia mengakui bahwa Lawson memiliki potensi sebagai pembalap hebat, namun jika tidak belajar dari kesalahan, Formula 1 bisa menjadi dunia yang kejam, dan hal tersebut bisa mempengaruhi karier sang rookie.
Dalam pandangan Perez, sikap agresif Lawson kemungkinan besar disebabkan oleh tekanan besar untuk mendapatkan kursi di Red Bull.
Hal ini terlihat dari cara Lawson mengemudi yang cenderung melawan semua orang di lintasan.
Perez mengingatkan bahwa balapan dengan sikap seperti itu hanya akan merugikan diri sendiri, serta menyarankan agar Lawson lebih bijaksana dalam mengambil keputusan di lintasan.