VIRALNEWS.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 15 Maret 2024 menunjukkan kinerja yang baik dan solid.
Dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) edisi bulan Maret 2024 di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Sri Mulyani menyatakan bahwa surplus APBN masih terjaga sebesar Rp22,8 triliun atau 0,1 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto), dengan keseimbangan primer yang mencapai surplus Rp132,1 triliun.
“Pada tanggal 15 Maret 2024, pendapatan negara telah terkumpul sebesar Rp493,2 triliun atau 17,6 persen dari target yang ditetapkan. Sementara itu, belanja negara telah terealisasi sebesar Rp470,3 triliun atau 14,1 persen dari pagu,” ungkap Sri Mulyani .
Salah satu komponen penerimaan negara, yaitu penerimaan kepabeanan dan cukai, juga menunjukkan kinerja yang baik dengan pencapaian hingga 15 Maret 2024 mencapai Rp56,5 triliun atau 17,6 persen dari target yang ditetapkan.
“Detail penerimaan terdiri dari bea masuk sebesar Rp9,9 triliun atau 17,3 persen dari target, bea keluar sebesar Rp3,3 triliun atau 19 persen dari target, dan bea keluar sebesar Rp43,3 triliun atau 17,6 persen dari target,” jelas Sri Mulyani.
Sementara itu, pertumbuhan yang masuk hanya mencapai 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya karena peningkatan konsumsi menjelang bulan puasa dan lebaran, terutama pada komoditas beras dan bangunan prapabrikasi.
Namun, pertumbuhannya cukup tinggi mencapai 32,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh kebijakan relaksasi ekspor yang diterapkan pemerintah.
Meski begitu, Sri Mulyani mencatatkan penurunan sebesar 5,9 persen dalam penerimaan bea cukai, terutama dari hasil tembakau yang mencapai Rp41,7 triliun atau turun 6,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan oleh produksi hasil tembakau yang lebih rendah serta pola pelunasan yang jatuh tempo pada awal Januari 2024 dan telah selesai pada Desember 2023.