VIRALNEWS.ID, Jakarta — Cuaca ekstrem yang melanda berbagai wilayah di Indonesia hingga pertengahan April 2025 telah memicu sejumlah bencana alam, mulai dari tanah longsor, angin kencang, hingga gempa bumi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan serta melakukan langkah-langkah mitigasi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa bencana tanah longsor terjadi di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Jumat (18/4) pukul 03.30 WIB, bertepatan dengan perayaan Jumat Agung.
Peristiwa tersebut terjadi di Kelurahan Prapatan, Kecamatan Balikpapan Kota, dan menyebabkan lima rumah terdampak, tiga di antaranya mengalami kerusakan berat.
BPBD Kota Balikpapan telah melakukan asesmen dan menyalurkan bantuan darurat seperti terpal serta melakukan pembersihan material longsoran. Sebanyak lima kepala keluarga (KK) terdampak, dengan tiga KK di antaranya harus mengungsi ke rumah kerabat.
Sementara itu, cuaca ekstrem juga melanda wilayah Bandung Barat pada hari yang sama. Hujan deras disertai angin kencang merusak 11 rumah di Desa Sirnaraja, Kecamatan Cipeundeuy. Sebanyak 33 jiwa terdampak dalam kejadian ini.
BPBD Kabupaten Bandung Barat merespons cepat dengan melakukan asesmen dan menyalurkan bantuan logistik berupa sembako, matras, dan terpal.
Tak hanya bencana hidrometeorologi, aktivitas tektonik juga tercatat meningkat. Pada Sabtu malam (19/4), gempa bumi berkekuatan M 4,6 mengguncang wilayah Padang Panjang, Sumatera Barat, pukul 20.47 WIB.
Getaran gempa dirasakan cukup kuat di Padang Panjang, Bukittinggi, dan Agam. Meski demikian, hingga kini belum ada laporan kerusakan. Gempa berpusat di darat, sekitar 6 kilometer timur laut Padang Panjang dengan kedalaman 10 kilometer.
Menanggapi intensitas bencana yang meningkat, BNPB mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah mitigasi sederhana, terutama menjelang pergantian musim dari hujan ke kemarau yang ditandai dengan angin kencang.
Warga diminta memangkas pohon-pohon tinggi yang rawan tumbang serta memeriksa kondisi bangunan, terutama bagi yang tinggal di dekat lereng atau tebing curam.
"Untuk warga yang tinggal di wilayah dekat tebing, hendaknya selalu mengecek konstruksi dan dinding bangunan serta tanah tebing di sekitarnya," ujar Abdul.
BNPB menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah, lembaga kebencanaan, dan masyarakat dalam membentuk sistem tanggap darurat yang sigap dan responsif guna menghadapi potensi bencana di masa mendatang.