VIRALNEWS.ID, Jakarta – Jaksa penuntut umum mengungkap adanya dugaan keterlibatan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dalam kasus mafia judi online yang kini tengah disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dalam surat dakwaan yang dibacakan pada Rabu, 14 Mei 2025, jaksa menyebut Budi Arie mendapat bagian hingga 50% dari keuntungan praktik 'penjagaan' situs judi online agar tidak diblokir oleh Kemenkominfo.
Kasus ini bermula dari perkenalan terdakwa Alwin Jabarti Kiemas dengan seorang buronan bernama Jonathan pada Januari 2023. Jonathan meminta Alwin mencarikan orang dalam di Kemenkominfo untuk memastikan beberapa situs judi online tidak diblokir.
Alwin kemudian menghubungi sejumlah pegawai Kemenkominfo, termasuk Fakhri Dzulfiqar dan Denden Imadudin Soleh, untuk mengamankan ratusan situs judi dengan imbalan jutaan rupiah per situs.
Jaksa mengungkap, seiring berjalannya waktu, praktik ini melibatkan lebih banyak pihak, termasuk terdakwa Zulkarnaen Apriliantony dan Adhi Kismanto.
Adhi bahkan disebut diterima bekerja di Kominfo atas "atensi khusus" dari Budi Arie, meski sebelumnya gagal dalam seleksi karena tidak memiliki gelar sarjana.
Setelah masuk ke dalam sistem, Adhi justru berbalik bekerja sama dengan jaringan mafia judi dan mendapat bagian keuntungan sebesar 20 persen.
Puncaknya, jaksa menyebut dalam pertemuan di sebuah kafe kawasan Senopati, dibahas pembagian jatah keuntungan dari praktik penjagaan situs judi online.
Dari tarif Rp 8 juta per situs, Budi Arie disebut menerima 50%, sementara sisanya dibagi ke para terdakwa lainnya. Total keuntungan pada Mei 2024 dari penjagaan sekitar 3.900 situs judi disebut mencapai Rp 48,75 miliar.
Meski begitu, sebelumnya Budi Arie sempat membantah keterlibatannya dalam kasus ini. Persidangan pun akan terus berlanjut untuk membuktikan kebenaran dakwaan yang telah dibacakan oleh jaksa.
