Tarian Pacu Jalur 'Aura Farming' Bocah Kuansing Mendunia, Dika Jadi Sorotan Dunia

Photo Author
- Minggu, 6 Juli 2025 | 20:06 WIB
Dika, penari lacu jalur yang berhasil bikin tren aura farming mendunia
Dika, penari lacu jalur yang berhasil bikin tren aura farming mendunia

Kuantan Singingi – Aksi tari khas Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau, tengah menjadi perhatian dunia. Fenomena yang dikenal dengan istilah "aura farming" ini viral setelah bocah penari jalur, Ryan Arkandika atau yang akrab disapa Dika, mencuri perhatian publik internasional.

Dalam sebuah video yang beredar luas dan diperoleh detikcom, Dika tampak sedang diwawancarai oleh seorang polisi wanita. Saat ditanya sejak kapan ia menari di atas jalur (perahu tradisional Pacu Jalur), Dika menjawab dengan polos, "Dua tahun."

Dika kini duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar dan bercita-cita menjadi seorang tentara. Namun, namanya lebih dulu dikenal berkat kemampuannya menari dengan stabil di atas perahu yang tengah melaju cepat.

Gerakannya yang luwes dan penuh semangat kini menjadi inspirasi global, bahkan sejumlah pesepakbola dunia termasuk dari klub Paris Saint-Germain (PSG) turut menirukan gerakan tarian tersebut.

Fenomena aura farming sendiri merujuk pada pancaran energi positif dan semangat kolektif yang ditampilkan para penari jalur, terutama anak-anak seperti Dika. Istilah ini menjadi simbol dari aksi dan semangat yang ditabur dan dituai melalui seni budaya.

Festival Pacu Jalur merupakan tradisi tahunan yang digelar masyarakat Kuansing sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal dan warisan leluhur.

Tradisi ini menampilkan perahu panjang yang didayung secara bersama-sama, dengan seorang penari berdiri dan menari di atasnya tanpa kehilangan keseimbangan.

Puncak Festival Pacu Jalur tahun ini akan digelar pada Agustus 2025 di Sungai Kuantan. Sementara itu, dalam acara Car Free Day (CFD) di Kota Pekanbaru pagi tadi, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan turut mengikuti tren aura farming sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya.

"Aura farming Pacu Jalur di CFD ini bukan hanya pertunjukan seni, tapi juga bentuk edukasi dan pemersatu masyarakat. Semangat kebersamaan yang terbangun dari tradisi ini sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan," ujar Irjen Pol Herry Heryawan.

Ia menambahkan bahwa Pacu Jalur bukan sekadar tontonan, melainkan momentum reflektif bagaimana budaya lokal tetap hidup dan relevan di era modern.

"Semangat pelestarian yang dibalut dalam kemasan kreatif ini membuktikan bahwa warisan budaya bukan untuk disimpan di masa lalu melainkan dihidupkan dan dirayakan bersama di masa kini," pungkasnya. (lil)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hillary.

Tags

Rekomendasi

Terkini

Presiden Prabowo Segera Lantik Tim Reformasi Kepolisian

Selasa, 16 September 2025 | 22:56 WIB
X