VIRALNEWS.ID, Jakarta – Tradisi pacu jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, tengah menjadi sorotan dunia berkat aksi memukau seorang penari cilik bernama Rayyan Arkan Dikha.
Bocah berusia 11 tahun ini viral di media sosial, baik lokal maupun internasional, karena tariannya di atas jalur (perahu) yang disebut-sebut memiliki "aura farming" oleh warganet. Julukan tersebut kini melekat padanya.
Aksi Dikha bahkan menginspirasi klub sepak bola top dunia seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan untuk membuat parodi, melibatkan bintang-bintang besar seperti Neymar. Tak ketinggalan, sejumlah selebritas dunia juga ikut meramaikan tren tersebut.
“Senang (menjadi viral),” ujar Dikha saat ditemui detikcom di Gedung Trans TV, Jakarta Selatan, Rabu (9/7/2025).
Popularitasnya yang melonjak membuat Dikha diganjar berbagai penghargaan, termasuk gelar Duta Pariwisata Riau dan beasiswa pendidikan.
Pacu jalur sendiri merupakan tradisi balap perahu khas masyarakat Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak abad ke-17.
Berdasarkan keterangan di situs resmi Pemerintah Kabupaten Kuansing, jalur (perahu) dulunya merupakan alat transportasi utama masyarakat di sepanjang Sungai Kuantan.
Aksi Dikha diperkirakan akan semakin menyemarakkan Festival Pacu Jalur tingkat nasional yang akan digelar pada 20–24 Agustus 2025 mendatang di Tepian Narosa, Kuantan Singingi, Riau.
Menanggapi fenomena ini, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa momen viralnya pacu jalur harus dimanfaatkan untuk menduniakan tradisi tersebut.
“Ini menjadi cara kita mempromosikan tradisi dengan cara-cara unik. Ekspresi budaya mendapat respons dari tokoh dunia, termasuk selebritas dan atlet. Kami ingin nanti bisa mengundang pemain internasional,” ujar Fadli dalam Taklimat Media bersama Dikha di Gedung A, Komplek Kemendikbud, Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Lebih lanjut, Fadli menyebutkan bahwa pemerintah juga tengah menyiapkan langkah untuk mengusulkan pacu jalur sebagai warisan budaya takbenda dunia ke UNESCO. Tradisi ini sendiri telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia sejak 2014.
“Antriannya panjang, tapi akan kita perjuangkan. Dengan momentum ini, kita siapkan naskah akademik dan dossier agar bisa segera diajukan,” tutupnya. (lil)
