nasional

Kemenkes Ungkap Kenaikan Kasus ISPA di Jabodetabek Berkaitan dengan Meningkatnya Polusi Udara

Sabtu, 9 September 2023 | 20:01 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi. Foto: Tribunnews.com

VIRALNEWS.ID - Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengungkapkan bahwa kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan kadar polusi udara.

Hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang dilansir dari Antara pada Sabtu (9/9/2023).

Menurut Imran, meskipun sulit untuk menentukan sejauh mana cuaca memengaruhi kasus ISPA, tren kenaikan kasus ISPA di wilayah Jabodetabek terkait erat dengan peningkatan kadar polusi udara.

Ia menjelaskan bahwa dalam sepekan terakhir, mulai dari Senin (4/9), terjadi peningkatan kasus ISPA jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Data yang diberikan oleh Imran menunjukkan bahwa kasus ISPA non-pneumonia, yang menyerang saluran pernafasan dari tenggorokan ke atas, mencatatkan peningkatan terbesar di Jakarta Timur.

Pada Selasa, 5 September 2023, tercatat sebanyak 3.115 kasus ISPA non-pneumonia, meningkat signifikan dibandingkan dengan 2.419 kasus pada Rabu, 30 Agustus 2023.

Imran juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sebagian besar kasus ISPA secara keseluruhan masih didominasi oleh kelompok usia produktif, yaitu usia 17 hingga 50 tahun.

Namun, untuk kasus pneumonia, yang menyerang saluran pernafasan hingga paru-paru, lebih banyak dialami oleh balita. Hal ini disebabkan oleh saluran pernafasan balita yang lebih pendek, membuat mereka lebih rentan terkena ISPA pneumonia.

Data kasus pneumonia menunjukkan bahwa pada Rabu, 6 September 2023, Jakarta Barat mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 84 kasus, diikuti oleh Kota Bogor dengan 79 kasus, dan Kabupaten Tangerang dengan 36 kasus.

Kabupaten Bogor juga sempat mencatat lonjakan kasus pneumonia tertinggi pada Senin, 4 September 2023, dengan 192 kasus.

Imran menyampaikan bahwa sekitar 55 persen kasus ISPA non-pneumonia terjadi pada penduduk usia produktif, sementara 55 persen kasus ISPA pneumonia terjadi pada balita.

Untuk mengatasi masalah kualitas udara yang semakin buruk, Kemenkes telah mengambil berbagai langkah, termasuk pemantauan kualitas udara dan upaya penurunan risiko serta dampak kesehatan.

Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan melengkapi 674 puskesmas di Jabodetabek dengan perangkat Air Quality Monitoring System (AQMS), serta penyediaan laboratorium rujukan dan mobile lab untuk identifikasi jenis dan sumber polutan.

Upaya penurunan risiko dan dampak kesehatan termasuk edukasi masyarakat, rekomendasi penggunaan masker KF94, KN95, dan masker kain dengan filter particulate matter (PM) 2,5, serta surveilans penyakit.

Halaman:

Tags

Terkini

Presiden Prabowo Segera Lantik Tim Reformasi Kepolisian

Selasa, 16 September 2025 | 22:56 WIB