VIRALNEWS.ID - Belakangan ini, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di beberapa daerah di Indonesia, menimbulkan kekhawatiran akan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Salah satu pertanyaan yang muncul adalah apakah karhutla ini disebabkan oleh perubahan iklim? Plt Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Ardhasena Sopaheluwakan, memberikan penjelasan terkait hubungan antara perubahan iklim dan karhutla.
Ardhasena menjelaskan bahwa musim kemarau yang cukup kering dan berkepanjangan adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan kebakaran hutan saat ini.
"Kalau kebakaran hutan, pertama memang karena kita saat ini musim kemarau yang cukup kering," ujar Ardhasena.
Musim kemarau di Indonesia tahun ini berlangsung lebih lama dari biasanya, dan hal ini disebabkan oleh fenomena El Nino.
Ardhasena menjelaskan bahwa El Nino terjadi sekitar bulan Februari atau Maret, tetapi dampaknya akan terasa hingga akhir Oktober di Indonesia. El Nino adalah fenomena yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tengah dan timur.
Namun, Ardhasena menekankan bahwa musim kemarau dan El Nino hanyalah "latar belakang" dari karhutla. Faktor utama terjadinya karhutla adalah perbuatan manusia, karena hutan dan lahan tidak dapat terbakar dengan sendirinya.
"Musim kemarau yang kering dan El Nino itu hanya menyebabkan kondisi iklim sebagai latar belakangnya," ujar Ardhasena. "Terjadinya kebakaran hutan, tentunya ada faktor manusia yang ada di situ."
Ardhasena juga menjelaskan bahwa BMKG telah memantau komponen atmosfer Bumi selama beberapa puluh tahun, dan pengamatan ini menunjukkan adanya perubahan iklim, yang salah satunya adalah kenaikan suhu Bumi.
Kenaikan suhu ini memiliki dampak serius, seperti pencairan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan yang lebih cepat.
"Paling pertama kan bumi memanas lalu kemudian terjadinya pencairan es misalkan ya. Kutub utara dan Kutub Selatan lebih mencair. Turunan lainnya misalkan kepada terganggunya siklus hidrologi jadi siklus hidrologi lebih cepat gitu," kata Ardhasena.
Ardhasena juga mengingatkan bahwa kekeringan yang berkepanjangan di Indonesia telah menyebabkan kejadian-kejadian ekstrem di berbagai lokasi.
Dalam konteks ini, dia mengajak masyarakat untuk membantu menjaga lingkungan, terutama hutan, guna mengurangi risiko terjadinya kebakaran hutan.
Dia mengatakan bahwa langkah-langkah seperti pelestarian lingkungan dan penggunaan transportasi yang ramah lingkungan dapat membantu mengatasi masalah ini.