VIRALNEWSID, Yogyakarta - Toyota terus menunjukkan dominasinya di pasar otomotif Jawa Tengah dan Yogyakarta, meski kondisi pasar nasional tahun ini mengalami koreksi.
Menurut Division Head Nasmoco Group, Heribertus Budi, rata-rata penjualan di Jawa Tengah dan Yogyakarta mencapai angka 5.600 unit per bulan pada semester pertama tahun 2024, sedikit di bawah pencapaian tahun lalu yang hampir mencapai 6.000 unit per bulan.
“Pangsa pasar Toyota di Jawa Tengah dan Yogyakarta dari tahun ke tahun terus menguasai pasar. Pada tahun 2023, pangsa pasar kami mencapai 31,2 persen, dan hingga Juli tahun ini, sudah berada di angka 31,9 persen,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa berharap hingga akhir tahun, pangsa pasar Toyota bisa bertahan minimal di angka 31,5 persen, meskipun prediksi menunjukkan bahwa total penjualan tahun ini sedikit di bawah tahun lalu.
Untuk segmen kendaraan listrik, khususnya Hybrid Electric Vehicle (HEV), Toyota juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan.
“Pada tahun lalu, pasar kendaraan listrik di Jawa Tengah dan Yogyakarta sekitar 67.000 unit, naik dari 64.000 unit pada tahun 2022,” jelas Heribertus.
Ia juga menyebut bahwa kontribusi kendaraan listrik dan hybrid mengalami peningkatan tajam, dari 0,5 persen pada tahun 2023 menjadi 1,2 persen pada tahun 2024.
Pangsa pasar kendaraan hybrid sendiri naik dari 4,5 persen menjadi 6,4 persen, dengan total pangsa pasar EV mencapai 7,6 persen, termasuk hybrid.
Toyota Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid menjadi model yang mendominasi pasar hybrid di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Hingga bulan Juli 2024, Toyota Innova Zenix Hybrid menguasai pangsa pasar 52 persen, Yaris Cross Hybrid 12 persen, dan Alphard Hybrid 2 persen. Sisanya, 34 persen, dibagi antara model hybrid lainnya.
“Penjualan Toyota di Jawa Tengah dan Yogyakarta hingga bulan Juli 2024 mencapai 10.500 unit, dengan kontribusi hybrid sebesar 10,9 persen dari total penjualan,” ungkap Heribertus Budi.
Ia juga menambahkan bahwa wilayah yang paling banyak menyerap kendaraan hybrid adalah Semarang sebesar 14,2 persen, disusul Surakarta sebesar 13,9 persen, dan Yogyakarta sebesar 10,2 persen.
Wilayah lain seperti Magelang dan Salatiga menyumbang 10,4 persen, Karesidenan Banyumas 9,7 persen, serta Demak dan Pati 5,6 persen.