VIRALNEWS.ID, Jakarta - Pemerintah Afrika Selatan resmi membentuk Komite Pengarah Penawaran Formula 1 (F1 BSC) dalam upaya menghadirkan kembali Grand Prix F1 ke tanah Afrika.
Langkah ini ditujukan untuk menemukan promotor potensial yang siap menyelenggarakan balapan bergengsi tersebut.
Afrika Selatan terakhir kali menjadi tuan rumah F1 pada tahun 1993 di sirkuit Kyalami. Meskipun berbagai rencana untuk mengembalikan F1 ke negara ini sempat mencuat dalam beberapa tahun terakhir, semua upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Namun, pemerintah menunjukkan keseriusannya dengan menjalin komunikasi langsung dengan CEO F1 Stefano Domenicali pada Grand Prix Azerbaijan tahun lalu.
Sebagai langkah nyata, Departemen Olahraga, Seni, dan Budaya (DSAC) Afrika Selatan telah merilis dokumen penawaran setebal 37 halaman. Dokumen ini memuat berbagai persyaratan penyelenggaraan balapan, termasuk kriteria untuk memilih lokasi sirkuit dan pengelolaan acara.
“DSAC telah berkomunikasi langsung dengan Manajemen F1, termasuk Stefano Domenicali, untuk memastikan keselarasan dengan standar penyelenggaraan yang dibutuhkan,” bunyi dokumen tersebut.
F1 BSC yang terdiri dari 12 anggota dari berbagai sektor, seperti motorsport, penyiaran, media, dan hukum, bertugas mengevaluasi penawaran berdasarkan aspek finansial dan infrastruktur.
Para promotor juga didorong untuk mengusulkan lokasi penyelenggaraan, dengan syarat memenuhi spesifikasi seperti panjang lintasan 4,5–5,5 km dan kapasitas hingga 125.000 penonton per hari.
Lokasi tersebut harus memiliki koneksi transportasi umum yang baik serta mendukung penggunaan energi terbarukan sesuai dengan standar keberlanjutan F1.
Saat ini, Kyalami tetap menjadi kandidat utama dengan proyek desain ulang sirkuit oleh Apex Circuit Design agar memenuhi standar FIA Grade 1.
Di sisi lain, Cape Town juga melirik peluang untuk menjadi tuan rumah dengan mengusulkan sirkuit jalanan di sekitar kawasan tepi pantai atau lintasan khusus di pinggiran kota.
Pemerintah menargetkan balapan pertama digelar antara 2026–2027, dengan komitmen penyelenggaraan tahunan selama 10 tahun. Namun, dengan ketatnya persaingan global, seperti dari Thailand, Korea Selatan, dan Rwanda, peluang Afrika Selatan masih belum dapat dipastikan.
Grand Prix Afrika Selatan berpotensi mengisi slot kalender F1 yang terbuka setelah Grand Prix Belanda di Zandvoort selesai pada 2026. Meskipun F1 telah menunjukkan minat untuk kembali ke Afrika, perjalanan untuk mewujudkan mimpi ini masih panjang dan penuh tantangan.