FIA berencana menerapkan aturan baru sejak awal musim, namun mendapat tekanan dari beberapa tim yang sudah mengembangkan sayap fleksibel agar penerapan aturan baru ditunda hingga GP Imola, dan kemudian diperpanjang lagi hingga GP Barcelona.
Meski ada laporan bahwa beberapa tim besar, seperti Red Bull, terkejut dengan keputusan ini, kenyataannya perubahan aturan telah lama didiskusikan dan tim-tim telah diberi waktu cukup untuk menyesuaikan diri.
Namun, beberapa pihak tetap merasa tidak puas dengan penerapan aturan yang bertahap, terutama karena regulasi ketat untuk sayap depan baru akan diberlakukan setelah sembilan balapan dari total 24 balapan musim ini.
Penundaan ini memberikan kesempatan bagi tim untuk menyesuaikan perubahan dengan siklus pengembangan awal musim mereka.
Sirkuit Barcelona sendiri kerap menjadi tempat pengujian paket peningkatan besar bagi banyak tim.
Namun, tim-tim kecil yang belum memanfaatkan fleksibilitas sayap secara maksimal merasa bahwa keterlambatan ini justru menguntungkan tim yang lebih dulu mengembangkan teknologi ini, seperti McLaren dan Mercedes.
Beberapa tim papan tengah bahkan menilai bahwa penerapan aturan sejak awal musim justru akan memberikan keuntungan bagi mereka dibandingkan tim-tim besar.
Di sisi lain, tim juga harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan regulasi besar-besaran pada 2026.
Harus mengganti desain sayap depan pada pertengahan musim 2025 dinilai sebagai hambatan yang dapat mengganggu alokasi sumber daya tim yang mulai fokus pada pengembangan mobil untuk regulasi baru.
Oleh karena itu, keputusan FIA ini masih menjadi topik diskusi hangat di dunia Formula 1. (Ulil)