VIRALNEWS.ID, Silverstone – Awal musim MotoGP 2025 menjadi tantangan besar bagi Yamaha. Performa yang belum sepenuhnya kompetitif membuat pebalap andalan mereka, Fabio Quartararo, mulai kehilangan kesabaran.
Juara dunia MotoGP 2021 itu mengaku tak punya banyak waktu lagi untuk menunggu perbaikan dari pabrikan Jepang tersebut.
Quartararo, yang mengawali karier gemilangnya bersama Yamaha dengan merebut gelar juara dunia di musim keduanya, kini menghadapi kenyataan pahit. Sejak musim 2022, performanya terus merosot, seiring dengan kesulitan teknis yang dialami Yamaha.
Meski begitu, pada awal musim ini Quartararo justru memutuskan untuk memperpanjang kontraknya hingga 2026.
Ia secara terbuka mengakui bahwa keputusan tersebut tak lepas dari tawaran gaji besar yang mencapai 12 juta euro per tahun (setara Rp 222 miliar). Namun, ia menegaskan bahwa kepercayaannya terhadap proyek pengembangan motor Yamaha juga menjadi faktor penting.
"Yang utama bagi saya selalu soal proyek. Saya tidak akan bohong, keputusan ini juga dipengaruhi faktor ekonomi. Tapi kami mulai menunjukkan sedikit kemajuan, dan saya ingin kembali juara bersama Yamaha," ujar Quartararo.
Dalam tiga seri terakhir, Quartararo berhasil meraih pole position di Jerez, Le Mans, dan Silverstone. Namun, hasil balapan belum konsisten.
Setelah finis kedua di Jerez, ia gagal menyelesaikan dua balapan berikutnya. Di Silverstone, ia tampak sangat kecewa karena kehilangan peluang emas untuk meraih kemenangan pertamanya sejak Sachsenring 2022.
Ketidakpastian ini membuat Quartararo mulai mempertimbangkan masa depannya. Dalam wawancaranya dengan program Pol Position di DAZN, ia memberikan sinyal tegas: jika Yamaha tak segera kompetitif, ia akan mencari tim lain.
"Saya sangat percaya dengan proyek ini, tapi jika tidak berhasil, saya akan pindah ke proyek yang sudah siap," ucapnya.
"Sudah pasti, saya tidak punya waktu lagi. Saya ingin berada di proyek dengan motor yang kompetitif sejak awal. Kalau harus pindah, saya akan pergi," tegas pebalap 26 tahun itu.
Pernyataan tersebut menjadi alarm bagi Yamaha, yang harus segera memberikan solusi konkret jika tak ingin kehilangan salah satu bintangnya.