Kritik Aldino Martova: Soroti Pentingnya BUMN yang Berintegritas untuk Kemajuan Ekonomi Indonesia

Photo Author
- Minggu, 11 Februari 2024 | 20:01 WIB
TomLembong dan Aldino Martova dalam sebuah  diskusi tentang ekonomi (Wilfrid)
TomLembong dan Aldino Martova dalam sebuah diskusi tentang ekonomi (Wilfrid)

VIRALNEWS.ID - Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Thomas Trikasih Lembong kembali melayangkan kritiknya terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dinilai mendapat intervensi berlebihan dari pemerintah.

Pria yang akrab disapa Tom Lembong itu membuka ketimpangan yang terjadi diakibatkan kebijakan dari pemerintah dalam mengatur lembaga usaha milik negara pada pada acara Slepet Imin di Bandung, beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Tom Lembong menyatakan bahwa dalam berbagai aspek BUMN terlalu terlalu terlibat dalam kepentingan politis yang menggambarkan ketidakprofesionalan mereka.

“Memang benar saat ini BUMN sudah terlalu dominan, sudah terlalu besar,” ungkapTom Lembong.

Tom menambahkan sinergitas pemerintah dengan BUMN yang tidak profesional itu membuat mereka terjebak dalam politik praktis yang berorientasi kepentingan.

“Sejak sepuluh tahun lalu, diluncurkan suatu program yang namanya Sinergi BUMN. Apa itu Sinergi BUMN, BUMN dianjurkan jangan lagi beli dari swasta, kalau bisa beli dari sesama BUMN saja. Itu permulaan dari semua atau banyak kesulitan,” tuturnya.

Menyoroti hal tersebut, Ketua Gerakan Perubahan & Persatuan, Aldino Martova menilai bahwa permasalah utama dari apa yang terjadi dalam BUMN saat ini terletak pada susunan kepemimpinannya.

Ia mengungkap saat ini banyak komisaris BUMN dan orang-orang yang menduduki jabatan strategis di dalamnya ‘cawe-cawe’ untuk mendapatkan atau mendukung kepentingan tertentu.

“Sudah menjadi rahasia publik bahwa pimpinan BUMN banyak yang terjebak dalam langkah kontentasi berbasis partisan, ikut ditunggangi oleh kelompok tertentu, atau bahkan ditunjuk langsung oleh pelaku politik. Hal ini yang membuat tergerusnya etika bisnis dalam lembaga usaha milik negara dan melupakan fungsi utamanya,” ungkapnya.

Tom Lembong juga mengemukakan bahwa banyak BUMN yang mengambil usaha di sektor-sektor yang dapat dilakukan swasta, sehingga kompetisinya tidak sehat dan terkesan tak profesional.

“Lebih-lebih lagi tahap berikutnya, BUMN masuk ke sektor-sektor yang sebenarnya bisa dikerjakan oleh swasta. Sebagai contoh, masa ada BUMN yang masuk ke bidang air kemasan, gila kan, sudah begitu banyak merek, pasar sudah tersedia dengan baik masa BUMN masuk lagi, karna maunya beli antar sesama BUMN,” bebernya.

Aldino Martova menyebut adanya sinergi hanya boleh dilakukan untuk sektor strategis yang tujuannya utamanya untuk mempercepat jalannya proyek-proyek negara yang berdampak luas bagi kesejahteraan rakyat banyak.

Mengacu pada pengalamanya dalam bidang investasi, ilmu hukum, dan cyber law, Aldino Martova menilai carut marut BUMN yang terjadi saat ini dikarenakan karna hilangnya integritas yang tertanam.

“Pentingnya pemilihan pemimpin yang berlandaskan meritokrasi yang dilatari oleh kompetensi dan kemampuan serta melalui berbagai pengujian serta pencapaian yang ditunjukan, maka pada saat menduduki posisi jabatan publik mereka adalah orang-orang terbaik, yang memiliki pemahaman tentang konsep hukum dan keadilan," terangnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wilfridus ZK

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Presiden Prabowo Segera Lantik Tim Reformasi Kepolisian

Selasa, 16 September 2025 | 22:56 WIB
X