Ilustrasi jalan tol.
VIRALNEWS.ID - Mudik Lebaran kerap menjadi momen yang dinantikan dengan penuh antusiasme banyak orang, di mana mereka berharap bisa berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara di kampung halaman mereka.
Namun, di tengah euforia dan keceriaan tersebut, seringkali kita dihadapkan pada masalah kemacetan yang mengganggu jalur-jalur tol.
Salah satu penyebab utama yang sering kali terlupakan oleh para pemudik adalah saldo e-Toll yang kurang.
Kelangkaan saldo ini sering menjadi biang kerok kemacetan di tol saat musim mudik Lebaran tiba.
Pengelola tol telah melakukan berbagai persiapan untuk mengatasi masalah ini, khususnya menghadapi arus mudik dan arus balik Lebaran tahun 2024.
Namun, masih banyak pengendara yang lalai dalam mengisi saldo e-money mereka di gerbang tol, yang berpotensi memperlambat kelancaran arus lalu lintas.
Baca Juga: Soal Kesaksian 4 Menteri di Sidang MK, Yusril: Untungkan KPU dan Prabowo-Gibran
Tak hanya masalah saldo e-Toll, kerusakan kendaraan juga menjadi faktor lain yang dapat menyebabkan kemacetan di jalur mudik.
Banyak pengendara yang gagal mempersiapkan kendaraannya dengan baik, sehingga mobil mereka mengalami kerusakan di tengah perjalanan, yang pada akhirnya menghambat perjalanan.
Untuk mengantisipasi kemacetan di jalur mudik Lebaran 2024, Pemerintah dan berbagai pihak terkait telah menyusun berbagai skema rekayasa lalu lintas.
Langkah-langkah tersebut meliputi pengaturan pola perjalanan, transportasi, dan lalu lintas, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal lebih awal, bahkan hingga memberikan fasilitas mudik gratis, serta rekayasa lalu lintas dengan pengalihan arus atau penutupan sementara jalur tertentu guna meningkatkan kelancaran lalu lintas.
Selain itu, diskon tarif jalan tol juga diberlakukan sebagai insentif bagi pemudik yang memilih menggunakan tol dalam perjalanan mereka.
Diperkirakan jumlah pemudik Lebaran tahun ini akan meningkat secara signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini didukung oleh hasil survei yang menunjukkan bahwa daerah asal perjalanan terbanyak adalah Jawa Timur, Jabodetabek, dan Jawa Tengah, sementara daerah tujuan terbanyak adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.