Benjamin Netanyahu Pilih Opsi Balas Serangan Iran, Dipilih Waktu Yang Tepat

Photo Author
- Senin, 15 April 2024 | 23:02 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memimpin rapat Kabinet Perang yang memutuskan membalas serangan Iran mengambil momentum yang tepat
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memimpin rapat Kabinet Perang yang memutuskan membalas serangan Iran mengambil momentum yang tepat

VIRALNEWS.ID - Kabinet Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sepakat melakukan pembalasan terhadap Iran atas serangan drone dan misil pada Minggu (14/4/2024).

Toh, kabinet itu disebut masih berdebat soal kapan dan skala respons balasan terhadap Iran.

Dilansir Times of Israel, 'kabinet perang' Israel yang beranggotakan lima panglima perang disebut belum mencapai keputusan final mengenai serangan balasan ke Iran, usai lebih dari tiga jam berunding.

Hal ini terutama usai pemerintah Amerika Serikat mendesak Netanyahu untuk "berpikir dengan hati-hati dan strategis".

Surat kabar harian Israel, Hayom, mengutip seorang pejabat Israel hanya menyatakan bahwa "akan ada tanggapan" atas serangan Iran.

Sementara kantor PM Netanyahu menyebut meski belum ada keputusan yang diambil, militer Israel IDF akan memberikan beberapa opsi.

Menurut beberapa laporan media Ibrani, menteri di Kabinet Perang Benny Gantz dan rekannya dari partai Persatuan Nasional Gadi Eisenkot, mengusulkan untuk menyerang balik ketika serangan Iran masih berlangsung.

Usulan ini ditentang keras oleh Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Kepala IDF Herzi Halevi, dan lainnya, mengingat Angkatan Udara Israel saat itu tengah fokus menghalau rudal dan drone Iran.

Dalam pernyataan terpisah, Presiden AS Joe Biden menyatakan negaranya tidak akan ambil bagian dalam serangan balas dendam Israel ke Iran.

Berdasarkan Reuters, Senin (15/4/2024), perang terbuka antara Israel dan Iran memang memicu respons dunia.

Posisi AS sebagai negara besar ikut menjadi perhatian, sedangkan negara-negara Arab memilih untuk menghindari terjadi eskalasi lebih lanjut.

"Timur Tengah berada di ambang kehancuran. Masyarakat di kawasan ini sedang menghadapi bahaya nyata berupa konflik berskala penuh yang menghancurkan," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan.

"Sekarang adalah waktunya meredakan ketegangan dan meredakan ketegangan," tegas Antonio Guterres. (**)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Budi S.

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bot AI Pertama di Dunia Berpidato di Parlemen Albania

Kamis, 18 September 2025 | 23:15 WIB

Ini Motif Pemuda Utah DIduga Bunuh Charlie Kirk

Sabtu, 13 September 2025 | 23:07 WIB
X