VIRALNEWS.ID - Mesir kembali menunjukkan perannya sebagai mediator perdamaian di Timur Tengah.
Baru-baru ini, Presiden Mesir, Abdel-Fattah El-Sissi, secara terbuka mengusulkan gencatan senjata selama dua hari antara Israel dan Hamas, sebuah langkah berani yang diharapkan dapat memberikan dampak positif di tengah konflik yang memanas.
Langkah ini tidak hanya mencakup penghentian sementara serangan, tetapi juga rencana pembebasan empat sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza dan beberapa tahanan Palestina di Israel.
Menurut El-Sissi, usulan ini merupakan hasil dari kerja sama intensif antara Mesir dan mitra internasional, termasuk Qatar dan Amerika Serikat.
Ia mengungkapkan bahwa Mesir telah meluncurkan inisiatif untuk meredakan situasi di Jalur Gaza dengan langkah awal berupa gencatan senjata dua hari.
Langkah ini diikuti dengan pembebasan sandera dan tahanan, serta dimulainya negosiasi dalam kurun waktu sepuluh hari yang bertujuan mencapai kesepakatan gencatan senjata penuh.
“Kami mengatakan bahwa saudara-saudara kita sedang mengalami pengepungan yang sangat sulit hingga mencapai titik kelaparan,” ujar El-Sissi, merujuk pada situasi kritis di Gaza. Dilansir Viralnews.id dari berbagai sumber.
Dengan kata lain, Mesir berharap bahwa gencatan senjata ini dapat menjadi jembatan bagi pembukaan jalur bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
Mesir dikenal sebagai salah satu negara yang konsisten dalam mediasi konflik Israel-Palestina.
Dalam beberapa tahun terakhir, peran Mesir semakin signifikan, terlebih karena letaknya yang bersebelahan langsung dengan Gaza.
Pihak Mesir bekerja sama dengan berbagai negara untuk mencari solusi yang dapat menghentikan konflik berkepanjangan ini, dengan prioritas utama keselamatan warga sipil.
Baca Juga: BAIC Perkenalkan SUV Premium BJ80 di Indonesia, Targetkan Pasar Pecinta Off-Road