VIRALNEWS.ID, Gaza - Publik internasional dikejutkan oleh kabar penculikan 12 aktivis kemanusiaan, termasuk aktivis asal Swedia Greta Thunberg, dari kapal bantuan Madleen yang hendak menuju Jalur Gaza, Palestina.
Insiden ini terjadi pada Senin dini hari, 9 Juni 2025, ketika kapal Madleen sedang menjalankan misi kemanusiaan bertajuk "Armada Gaza Merdeka".
Informasi penculikan mencuat setelah beredarnya video dari Greta yang menyebut dirinya dan rombongan telah diculik oleh pasukan Israel.
Dalam rekaman video yang diunggah oleh Al-Jazeera, Greta menyampaikan, "Nama saya Greta Thunberg dan saya dari Swedia. Jika kalian melihat video ini, kami sudah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh tentara pendudukan Israel atau pasukan yang mendukung Israel."
Video ini diduga direkam sebelum perangkat komunikasi para aktivis dipaksa dimatikan oleh tentara Israel.
Berdasarkan sejumlah laporan, kapal Madleen mulai mendekati perairan Gaza pada pukul 01.17 dini hari waktu setempat.
Saat alarm kapal dinyalakan sebagai tanda akan memasuki wilayah Gaza, Israel disebut telah menyiagakan unit elite angkatan laut mereka, Shayetet 13, untuk melakukan penyergapan.
Sekitar pukul 02.00, pasukan Israel naik ke kapal dan mengambil alih kendali sepenuhnya, memaksa seluruh awak dan aktivis untuk mematikan perangkat komunikasi mereka.
Kementerian Luar Negeri Israel kemudian mengkonfirmasi bahwa mereka telah mengamankan kapal Madleen dan mengarahkan kapal tersebut ke Pelabuhan Ashdod.
Dalam pernyataan resmi yang dilansir Al-Jazeera, Kemlu Israel menyebut kapal itu sebagai “kapal pesiar selfie para selebriti” dan menyatakan kapal sedang dalam perjalanan menuju pantai Israel dengan selamat.
Mereka juga menuding para aktivis, termasuk Greta Thunberg, berusaha mencari publisitas dengan mengatasnamakan misi kemanusiaan.
Insiden ini memicu kecaman dari berbagai pihak dan menambah sorotan terhadap tindakan Israel terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Hingga kini, nasib para aktivis yang diculik masih belum diketahui secara pasti, sementara tekanan internasional terhadap Israel terus meningkat agar membebaskan mereka dan menghentikan tindakan represif terhadap misi kemanusiaan. (lil)