Maka dia juga menggelar balapan berkelas, dengan Porsche 911 GT3 yang telah menggunakan homologasi FIA serta mobil balap standar global.
“Kalau jeli, ada perbedaan yang cukup mendasar dibandingkan sesi pertama terkait performa mobil Porsche bermesin 6 silinder dengan kapasitas mesin 4.000cc non-turbo. Suaranya makin melengking, salah satunya karena kami ganti knalpot dengan model terbaru,” terang Bagoes.
PENERUS HELMY SUNGKAR
Rizal Sungkar, pembalap serbabisa yang akhirnya juga turun membalap dengan BMW M2 Berg Sport Special Edition terbaru untuk harian yang telah dimodifikasi untuk balap, memuji dua balapan akbar ini bisa terselenggara rapi.
"Saya melihat sosok Bagoes, mengingatkan ayah saya Helmy Sungkar sebagai promotor balap yang paling top di zamannya, dengan Trendypromo Mandira-nya. Saya melihat sosok itu kini ada pada Bagoes Hermanto," sebut Rizal Sungkar.
Barangkali, jika bukan karena upaya keras dan tangan dingin Bagoes bersama tim Superstart Motorsport ada nama Indra Hendradi serta Satrio Hermanto, PSCI serta M2 Trophy Indonesia tidaklah seperti sekarang.
Penulis pun membayangkan bagaimana seorang Febby Sagita seorang pengacara dan penggemar motor besar, lalu Luckas Dwinanda yang ógah-ogahan balap, Aldio Oekon mulai serius di balap tanah (Rally), Rudy SL, Budiyanto, Rio SB, Daffa AB, Reindy Riupassa serta kemudian Moreno Soeprapto yang telah vakum selama 12 tahun, akhirnya begitu bersemangat balapan PSCI.
Bahkan seorang Ananda Mikola pun sudah sempat ikut latihan. "Tapi, saya harus tahu diri. Dalam regulasinya, saya sebagai salah seorang penyelenggara, tidak diperbolehkan. Padahal, saya udah niat banget hehe," ujar Ananda Mikola, Waketum Olahraga Mobil IMI Pusat.