Kelas yang diikuti H Roni termasuk elit dan bisa disebut kelas neraka, karena mengandalkan mesin 3000 cc dengan modifikasi terbatas.
Balapan yang direncanakan dihelat 12 lap, namun terjadi kejadian di `S Kecil` ketika mobil H Roni berputar saat masuk tikungan dan memutar arah pada lap 5.
Mobil berputar balik arah, dan mengeluarkan asap lumayan tebal diperkirakan akibat ada oli yang tercecer dari mobil H Roni.
Hampir bersamaan, mobil Deo Popong `menyerempet` mobil H Roni dari sisi dalam, dan berhenti di ujung tikungan lurus setelah menabrak dinding pembatas.
Terakhir, mobil H Roni ditabrak `adu kambing` oleh Dicko, namun dalam posisi telah melakukan pengereman, sehingga pelan saja.
Beberapa detik kemudian, H Roni yang menggunakan wear pack merah keluar dari mobil, berlari menuju pinggir trek, namun kemudian tampak hanya berjalan terengah-engah.
Menurut marshal yang membawa H Roni dengan sepeda motor menuju pit, almarhum sempat terjatuh dari boncengan.
Kemudian, kembali dibawa naik motor dengan posisi diapit dari belakang. Satu motor ditumpangi tiga orang, menuju Medical Room SIC.
“Sampai di Medical Room, kami coba pegang nadinya, namun kondisinya cukup lemah,” terang dr Steven Antonis.
Dari pihak keluarga, dalam hal ini sang istri memberikan obat kepada tim Medical, melalui promotor ETCC Andre Dumais.
“Diketahui, obat tersebut untuk jantung. Namun karena kondisi yang terus menurun, kami membawa H Roni ke RS EMC Sentul. Di rumah sakit, juga dilakukan mekanisme pacu jantung. Pukul 12.15 WIB, dokter menyatakan H Roni telah berpulang,” lanjut dr Steven.
Dari kesaksian Lola Moenek, sang istri mendiang H Roni menyebutkan bahwa suaminya memiliki riwayat sakit jantung.