Sainz menyadari bahwa ia takkan bisa merasakan puncak performa Ferrari tahun depan.
"Saya merasa telah menjadi bagian penting dari tim ini selama empat tahun terakhir, mencoba mempersiapkan mereka untuk perebutan gelar juara dunia.
Namun, ketika akhirnya mereka siap, saya justru harus pergi," ungkapnya dengan rasa kecewa.
Meskipun begitu, Sainz tetap bertekad untuk memberikan yang terbaik di lima balapan terakhirnya bersama Ferrari.
Baca Juga: Perez dan Lawson Tabrakan di Tikungan 4: Pertarungan Sengit yang Memanaskan Persaingan di Formula 1
Ia berharap bisa meraih kemenangan dan berdiri di podium sebanyak mungkin sebelum bergabung dengan Williams.
Ferrari masih memiliki peluang untuk mengejar gelar juara konstruktor tahun ini. Mereka saat ini tertinggal 48 poin dari McLaren dan hanya delapan poin dari Red Bull.
Namun, Sainz mengakui bahwa Ferrari masih memiliki kelemahan di tikungan cepat, terutama dalam babak kualifikasi, yang menjadi ancaman di balapan Qatar.
"Di Qatar, kami masih memiliki kekurangan di tikungan dengan kecepatan tinggi, yang membuat balapan ini akan menjadi tantangan bagi kami," ujar Sainz.
Namun, ia optimis bahwa di sirkuit lain Ferrari masih dapat bersaing, dan berpeluang menang di sebagian besar lintasan yang tersisa.
Kelemahan ini menjadi sorotan khusus bagi Sainz, yang berharap Ferrari bisa lebih kompetitif di tikungan berkecepatan tinggi.
Menurutnya, peningkatan performa Ferrari di sektor ini akan menjadi kunci untuk menutup jarak dengan tim-tim lain, terutama McLaren dan Red Bull.
Walau harus berpisah dengan Ferrari, Sainz ingin menutup kariernya bersama tim dengan catatan manis.