Menurut Setiawan, pada balap ketahanan - apalagi 24 jam - tidak hanya speed atau menempati pole position yang menentukan kemenangan.
"Namun lebih kepada strategi secara umum, yaitu mulai dari strategi pit stop, refueling serta kapan saat penggantian pembalap. Serta tentu saja, atur strategi untuk menjaga durabilty mobil," ungkap Setiawan.
Mobil yang digunakan adalah Aston Martin, yang dipakai Setiawan balapan Fanatec GT World Challenge Asia musim 2024 lalu.
Sakit pinggang dan kaku otot menjadi terhibur, karena Setiawan bisa menyelesaikan Dubai 24H dengan hasil yang menjanjikan dari 64 mobil peserta : posisi 6 Pro Am, dan 18 Overall.
Selamat ya, Cak Setiawan. Ojo lali pijat pinggang. (budsan)