Stoffel Vandoorne: Perjalanan Karier dari Puncak Hingga Tantangan Baru di Formula E

VIRALNEWS.ID, Belgia - Karier Stoffel Vandoorne, pembalap Belgia, dikenal dengan kisah pasang surut yang dramatis.

Di awal karier, Vandoorne dianggap sebagai salah satu talenta paling menjanjikan dalam dunia balap, terutama setelah mendominasi GP2 pada 2015.

Debutnya di Formula 1 bersama McLaren pada 2016, menggantikan Fernando Alonso yang cedera, langsung mencuri perhatian.

Ia berhasil finis ke-10 di Bahrain, menjadi salah satu pembalap langka yang meraih poin pada debut F1.

Promosinya menjadi pembalap penuh waktu McLaren pada 2017 datang di saat sulit bagi tim tersebut, yang tengah menghadapi kolaborasi buruk dengan Honda.

Dua musim tanpa hasil memaksa Vandoorne meninggalkan F1 dan beralih ke Formula E pada 2018 bersama HWA Racelab.

Perpindahannya ke tim Mercedes pada 2019-2020 menandai fase baru dengan performa lebih stabil, yang akhirnya membawanya meraih gelar juara dunia Formula E pada 2022.

Namun, kesuksesan tersebut tidak berlangsung lama. Setelah Mercedes keluar dari Formula E, Vandoorne bergabung dengan DS Penske, namun kombinasi tersebut tidak memberikan hasil maksimal.

Selama dua musim, ia hanya meraih satu posisi terdepan dan satu podium. Kondisi ini membuat Vandoorne dan DS berpisah.

Musim 2024-2025 menjadi era baru bagi Vandoorne setelah ia bergabung dengan Maserati MSG, yang sebelumnya dikenal sebagai Venturi.

Kepindahannya ke Maserati disebut sebagai "kepulangan" karena tim tersebut menggunakan powertrain yang pernah dipakai Mercedes.

Dalam dua balapan pembuka di Sao Paulo dan Mexico City, Vandoorne berhasil finis di posisi 10 dan 7, sebuah awal yang menjanjikan dalam kompetisi yang sangat bergantung pada konsistensi.

Selain berlaga di Formula E, Vandoorne juga aktif di Kejuaraan Balap Ketahanan Dunia (WEC) bersama Peugeot.

Di usia 32 tahun, ia memandang tantangan baru ini sebagai peluang untuk kembali ke puncak.