motorsport

Pendapat Eddy Saputra (IMI Pusat) Terkait Insiden Riky Ibrahim di OnePrix 2024 Ratona Palopo Sulawesi Selatan

Selasa, 30 April 2024 | 15:15 WIB
Eddy Saputra (kiri) bersama Veda Ega Pratama alumni OnePrix yang kini mulai merambah event Red Bull Rookie Cup di Eropa

 

VIRALNEWS.ID - Terkait kontroversi insiden Riky Ibrahim pada Kejurnas Balap Motor OnePrix 2024 seri 1 di Sirkuit Ratona Motorsport Palopo, Sulawesi Selatan, Minggu (28/4/2024) mendapat tanggapan dari Eddy Saputra.

Iya, Eddy Saputra selaku Deputi Olahraga Sepeda Motor IMI Pusat yang juga mantan pembalap motor dan pemilik tim balap motor. 

"Pendapat saya mengenai hasil Kejurnas Balap Motor OnePrix 2024 seri 1 di Palopo kemarin, terutama terkait pertarungan di kelas OP1 Expert. Setelah berdiskusi dengan team, pembalap dan manager team, berikut adalah pendapat saya.

Untuk memberikan kepastian hasil lomba, maka Race Director (RD) memastikan balapan selesai sesuai aturan, dan tidak ada tim yang protes dalam kurun waktu 30 menit setelah lomba. Maka hasil balap dianggap sah.

Dengan peralatan yang super canggih sekali pun seperti pada MotoGP, masih ada saja yang mengecewakan di tim dan pembalap atas hasil keputusan steward (dewan juri).

Apalagi di kejuaraan nasional kita, dengan alat perlengkapan balap yang minimal. Maka diperlukan peran aktif dari tim untuk segera melakukan protes sesuai dengan aturan lomba.

Kalau saya menjadi Race Director kemarin: akan mengambil keputusan untuk mensahkan hasil balap. Karena tidak ada tim yang melakukan protes.

Sehingga tidak ada lagi punishment atau hukuman setelah balap selesai. Memberikan kepastian hukum atas hasil lomba yang sudah berlangsung.

Kebiasaan tim atau pembalap kita: setelah balapan diam saja, dan ketika mau tidur baru memviralkan lewat medsos dan protes ke Race Director.

Sering kali pembalap sungkan (merasa enggak enak) segera melakukan protes setelah balap selasai, karena sungkan dengan team owner lawan. Menurut saya Ini yang salah, dan budaya ini harus dihilangkan.

Kepada pembalap yang mengalami kejadian, pembalap yang melakukan manuver berbahaya kepada pembalap lain, sepatutnya berlaku sportif untuk meminta maaf dengan mendatangi paddock pembalapnya.

Lalu, mengenai race 1 yang berlangsung dalam kondisi hujan, saya menilai RD sudah benar. Karena tampilan masih jelas, lebih dari 2/3 pembalap masih ada dan waktu balapnya masih konstan. Tidak ada urgensi untuk memberhentikan perlombaan.

Dalam kondisi cuaca yang semakin kurang baik, setelah 2/3 balapan, RD dapat membuat keputusan untuk memberhentikan balap dengan alasan keselamatan pembalap.

Hal ini penting untuk disampaikan, dengan tujuan memberikan edukasi kepada manajer tim dan pembalap untuk mempelajari buku peraturan lomba.

Halaman:

Terkini