motorsport

Regulasi Baru Balap Mobil 2025 : Penerapan Track Limit Lebih Efektif di Sirkuit Sentul Atau Sirkuit Mandalika?

Senin, 3 Maret 2025 | 03:03 WIB
Dimitri Fitra Ditama, Direktur Toyota Gazoo Racing Indonesia saat di sirkuit Okayama Jepang. (foto : budi santen)

 

VIRALNEWS.ID, Jakarta - Sekurangnya, ada 2 hal baru terkait regulasi balap mobil tahun 2025. Yang pertama, penggunaan Limited Slip Differential (LSD) untuk mobil yang turun di kelas Kejurnas. 

"Penggunaan peranti LSD ini sifatnya boleh pakai boleh enggak. Namun melihat fungsinya yang cukup signifikan saat in maupun out di sebuah tikungan, rasanya para pembalap akan memilih menggunakan LSD," ujar Arief Budiarto, Ketua Komisi Balap Mobil IMI Pusat.

Terkait harga peranti LSD di pasaran, memang bervariatif. Paling murah namun cukup kredibel, menurut Ato - sapaan akrab Arief Budiarto - di nominal Rp12 jutaan.

Sedangkan yang kedua adalah penerapan sanksi Track Limit, yang akan melalui mekanisme peringatan terlebih dahulu.

"Ini lebih ke penerapan sanksi aja sih. Kalau sebelumnya, pembalap yang melanggar track limit langsung disanksi penalti, pada tahun 2025 ini, akan diberi peringatan hingga 2 kali," jelas Ato.

Di sirkuit Sentul Bogor, setelah kerb umumnya langsung rumput.

Alasan mengapa penerapan sanksi track limit penting, karena para pembalap umumnya sudah hafal terkait spot atau tikungan yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan overtake, dari sisi luar yang dibatasi kerb di sirkuit Sentul. 

"Kan sirkuit Sentul merupakan sirkuit lama, sudah 34 tahun. Pembalap sudah pada hafal setiap ruas dan sudut tikungan yang ada," terang Ato.

TGRI Sambut Positif

Regulasi baru ini mendapat respons positif Dimitri Fitra Ditama selaku Direktur Toyota Gazoo Racing Indonesia, terutama penerapan regulasi terkait track limit.

“Kami menyambut senang terkait penerapan sanksi batas lintasan (track limit), dengan peringatan terlebih dahulu hingga dua kali kepada pembalap, dan yang ketiga baru diberikan sanksi,” ujar Dimitri Fitra.

Ini sudah sesuai dengan regulasi balap pada umumnya yang berlangsung di luar negeri.

“Dasar pertimbangannya, saat momentum yang menentukan di lap lap akhir, pembalap tentu ingin melakukan push pada mobilnya. Namun terkadang menjadi takut, dan ragu, karena momok ancaman sanksi track limit, yang tingkat akurasinya dipertanyakan, karena tiadanya CCTV yang bisa mengcover seluruh lintasan," ungkap Dimitri Fitra.

Halaman:

Tags

Terkini