Tanggapan Ananda Mikola Terkait Insiden Andri Abirezky dan Amato Rudolph di Kelas ITCR 1200 ISSOM 2024

Photo Author
- Jumat, 8 Maret 2024 | 23:30 WIB
Searah jarum jam : Ananda Mikola, Yulian Karfili dan Arie Awan. (foto : kolase)
Searah jarum jam : Ananda Mikola, Yulian Karfili dan Arie Awan. (foto : kolase)

HATI HATI BER-SOSMED

Namun, Nanda juga menyayangkan setelah kejadian tersebut ada oknum pembalap dan official team yang kemudian menumpahkan kekesalannya di sosmed (Instagram) hingga mention kepada Bamsoet selaku Ketum IMI Pusat.

"Memang sekarang era-nya sosmed. Tapi, dalam Suplementary Regulation IMI untuk kejurnas balap mobil, tertulis pembalap dan tim tidak diperbolehkan menyampaikan ketidakpuasan di sosmed," tutur Nanda.

Tidak hanya di Suplementary Regulation IMI, juga ada dua keterangan di Peraturan Balap Mobil IMI 2024 terkait larangan bersosmed.

Pertama, Butir 6 : Tidak diperkenankan melakukan publikasi di media sosial terkait kejadian baik sebab maupun akibat yang terjadi selama kegiatan ISSOM tanpa seizin Panitia Penyelenggara, Racing Committee maupun Steward.

SANKSI : Management Sentul International Circuit melarang pembalap pembalap, team, mekanik atau kru tersebut untuk mengikuti segala kegiatan otomotif di sirkuit Sentul. 

Kedua, Butir 9.6 : ...Sanksi berupa skorsing dapat dijatuhkan pada pembalap, anggota team dlsb. Demikian pula halnya dengan postingan di media sosial.  

Maka untuk kebaikan bersama ke depan, IMI mengagendakan pertemuan dengan para pembalap dimaksud, dalam waktu dekat ini.

Nanda menegaskan, tidak perlu kuatir, karena ia hanya ingin menyampaikan pesan kepada adik-adik pembalap yang usianya relatif muda, di bawah 25 tahun untuk balapan kelas ITCR 1200 ini.

"Lebih ke sharing aja sih. Saya tahu, teman-teman pembalap dalam insiden kemarin, tidak memiliki latar belakang sebagai pegokart sebelumnya. Padahal itu penting sebagai basic olahraga mobil," imbuh Nanda.

"Dan, saya ingin, setelah pertemuan nanti, tidak ada lagi `perseteruan` antara Toyota dan Honda. Keduanya tim besar, tim pabrikan, yang sangat penting keberadaannya untuk kemajuan balap di Indonesia. Bisa menjadi triger dan inspirasi untuk tim-tim lain. Baik Honda dan Toyota memiliki kontribusi besar di balap mobil," beber Nanda lagi. 

Satu hal lagi, tegas Nanda, atas kejadian tersebut menjadi evaluasi kita semua. "Semua. Dari Steward, COC, pembalap, tim bahkan wartawan peliput balap. Jika ada salah, tidak satu pihak saja. Ini kita jadikan sebuah pembelajaran, agar ke depan menjadi lebih baik. Amin," pungkas Nanda.  

SUDAH SEPERTI MATI RASA

Menanggapi kenapa tidak melakukan Banding ketika Protes-nya ditolak Steward, Arie Awan selaku Public Relation Manager PT Toyota Astra Motor sebagai Team Principal TGRI memiliki alasan tersendiri. 

"Pertama, jujur ya, kami itu sudah seperti mati rasa, karena berbagai regulasi diterapkan di Kejurnas Balap Mobil itu sering aneh-aneh, dan cenderung merugikan TGRI. Terbaru, ya, adanya kategori Master di ITCR 1200. Itu kan ajaib. Wong kelas pemula, pembibitan, kok tiba-tiba ada Masternya. Itu saja sudah mengganggu akal sehat," terang Arie Awan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Budi S.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X