VIRALNEWS.ID - Membaca berita berjudul Kejurnas Karting Eshark Rok Cup 2024 Round 3 : Dominic Dipenalti 30 Detik, Wilman Sunarko Diskors 6 Bulan di Otostar.id yang tayang Rabu (22/5/2024) sore tadi, membuat Sendy Setiawan kaget.
"Kok ada sanksi Waketum Organsasi IMI Pusat? Ini jarang terjadi, dan agak aneh menurut saya," ujar Sendy Setiawan, pemilik tim DnA Racing Corporation yang juga ayahanda pegokart Dominic Brayden Benedict.
Kemudian Sendy melanjutkan, "Berdasarkan yang saya tahu, protes sudah ditolak karena pada saat dilakukan mendengar pendapat (hearing) ke-2 pihak, sebut saja “pelaku" dan "korban" di final kelas Junior, protes tidak sesuai dengan fakta di lapangan, berdasarkan observasi oleh Stewards (Pengawas Lomba) menggunakan CCTV di sirkuit angin."
Pihak yang melakukan protes pun, lanjut Sendy yang juga pembalap mobil senior, tidak melakukan Banding sebagaimana mekanisme regulasi di IMI.
Bahkan dengan niat baik dan sikap kekeluargaan Pengurus, uang protes (Rp 10 juta) dikembalikan. Padahal mengacu peraturan, jika protes ditolak, uang protes tidak dikembalikan, lanjut Sendy.
Selain itu, â imbuhnya, official result sudah keluar dan podium Ceremony pun sudah dilakukan.
“Selepas itu semua, saya dan Sammy Hilabi, ayah dari Rasyad dan Risyad Sammy Hilabi sempat ketemu pas makan bareng, bersama Rasyad, Risyad dan Dominic,” beber Sendy.
“Di situ dia (Sammy Hilabi), ada pengakuan meski protes ditolak namun uang protes dikembalikan. Dan, pihak Stewards yang 3 orang dari unsur IMI itu, mengembalikan uang protes, dengan “deal” case close,” terang Sendy.
"Intinya sih, menurut saya pribadi, harusnya masalah di track 100 persen clear. Tapi kalau ada seperti ini, ya mungkin mesti lebih mengenal orang lagi. Atau ada apa dengan IMI," penasaran Sendy.
Menurut Sendy, kalau merujuk surat yang dikirim IMI kepada saya, ada beberapa keracuan sih.
" Susah ngomong, mas. Pada prinsipnya, saya sangat menjunjung tinggi sportivitas. Siap menerima kemenangan dan kekalahan dengan catatan, adil ya. Karena saya sendiri selama balap, tidak pernah dapat surat tegura/sanksi atau apa pun mengenai perilaku mengemudi," ungkapnya.
"Dan anak saya sendiri selama karir balap, di Indonesia maupun di luar negeri tidak pernah mendapatkan surat, hukuman atau hukuman yang bersifat karena perilaku mengemudi."
"Karena saya mengajarkan dalam balap untuk adil dan menghormati aturan dan lawan. Dan sebagai pembalap yang cukup lama dan dianggap senior, dalam kejadian di final Junior itu saya melihat kejadian tersebu tanpasengaja (insiden balap), sama dengan penilaian para Stewards," tukas Sendy.
Sementara itu Wilman Sunarko selaku Chief Stewards yang disanksi skorsing 6 bulan, mengaku intinya kalah pada argumen.