"Saat saya kecil, idola saya adalah Valentino Rossi. Marc Marquez belum ada saat itu. Jadi, bisa membalap bersama Valentino adalah mimpi yang luar biasa. Tapi, ketika saya melihat Marc di lintasan, saya sadar tidak ada pebalap yang lebih berbakat darinya. Di awal karier saya, saya bahkan tidak bisa melihat Marc karena dia adalah rival utama adik saya, Pol, di Moto2," jelasnya.
Menutup wawancara, Espargaro memberikan pendapatnya tentang bakat beberapa pebalap generasi baru seperti Francesco Bagnaia dan Jorge Martin.
Ia mengakui bahwa dirinya tidak memiliki bakat sebesar mereka, namun ia tetap percaya pada kerja keras dan determinasi.
"Saya tidak memiliki bakat seperti mereka yang memperebutkan gelar juara dunia. Tapi, jika saya bisa menang bersama Aprilia dan mencetak rekor di beberapa sirkuit, kenapa Jorge Martin tidak bisa memperjuangkan gelar juara? Saya percaya Aprilia sudah melakukan pekerjaan dengan baik," tegas Aleix Espargaro.
Dengan pensiunnya Aleix Espargaro sebagai pebalap aktif, dunia MotoGP akan kehilangan salah satu sosok berpengalaman yang selalu membawa warna di kejuaraan.
Namun, kehadirannya sebagai test rider Honda dan kiprahnya di dunia balap sepeda profesional menunjukkan bahwa semangat juangnya tetap membara di lintasan, baik roda dua maupun sepeda. (lila)