"Di Sao Paulo dan Meksiko, saya dua kali mengalami situasi di mana saya mengaktifkan Attack Mode dan satu menit kemudian bendera kuning muncul. Akibatnya, rencana enam menit Attack Mode menjadi tidak efektif," keluh pembalap DS Penske yang finis di urutan kesembilan dan kelima pada dua balapan tersebut.
"Mode ini sangat penting dan dapat menentukan banyak posisi. Jika diaktifkan pada momen yang tidak tepat, dampaknya bisa sangat besar."
Vergne menegaskan bahwa dalam balapan yang sangat kompetitif, di mana setiap seperseribu detik sangat berharga, keberuntungan seharusnya tidak menjadi faktor penentu utama.
Ia berharap ada solusi yang segera diterapkan untuk mengatasi permasalahan ini.
Senada dengan Vergne, juara Formula E 2015-2016, Sebastien Buemi dari Envision Racing, turut mengungkapkan pandangan serupa.
"Saya setuju dengan JEV. Attack Mode sebelumnya tidak terlalu berdampak, tetapi sekarang efeknya sangat besar. Jika tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, hal itu bisa merugikan hasil balapan dan terlalu bergantung pada faktor keberuntungan," ujar Buemi.
Dengan berbagai perubahan yang diterapkan, Formula E musim ini menghadapi tantangan baru yang tidak hanya menguji keterampilan para pembalap, tetapi juga strategi tim dalam mengelola inovasi seperti Pit Boost dan Attack Mode. (ulil)