motorsport

Tanggapan Ananda Mikola Terkait Insiden Andri Abirezky dan Amato Rudolph di Kelas ITCR 1200 ISSOM 2024

Jumat, 8 Maret 2024 | 23:30 WIB
Searah jarum jam : Ananda Mikola, Yulian Karfili dan Arie Awan. (foto : kolase)

VIRALNEWS.ID - Ananda Mikola, Waketum Olahraga Mobil IMI Pusat mengatakan menghargai keputusan Steward (Pengawas Lomba) yang menolak protes dari Toyota Gazoo Racing Indonesia, dan menyatakan kejadian di kelas ITCR 1200 sebagai Racing Incident (murni sebuah insiden balap).

"Kalau saya ditanya sebagai Waketum Olahraga Mobil IMI Pusat, iya saya tidak bisa intervensi keputusan Steward di Kejurnas Balap Mobil ISSOM 2024 round 1 kemarin. Yang bisa saya lakukan adalah mengumpulkan Racing Committee (RC) yang bertugas, evaluasi, serta meminta agar lebih cermat lagi ke depan," ujar Ananda Mikola.

Ananda Mikola, mantan pembalap A1GP Indonesia menyampaikan itu usai melakukan rapat dengan para petugas lomba di ISSOM (Steward dan COC), Komisi Balap Mobil, serta deputi Olahraga Mobil IMI Pusat di kantor IMI GBK Senayan, Jakarta, Kamis (6/3/2024).

Agendanya, membahas dan evaluasi pelaksanaan ISSOM seri pertama secara umum. Termasuk insiden mobil Daffa AB "disundul" dr Fadli Ananda di lintasan aspal kurang bagus menuju tikungan 3 pada latihan resmi Jumat (1/3/2024), menyebabkan mobil Daffa ringsek. Hingga insiden ITCR 1200. 

"Namun kalau ditanya sebagai mantan pembalap, dan setelah melihat video kejadian di S Kecil antara pembalap nomor 11 (Amato Rudolph, Toyota Gazoo Racing Indonesia) dan nomor 33 (M Andri Abirezky, Honda Racing Indonesia), menurut pendapat saya, subyektif tentu saja,  pembalap nomor 33 yang salah. Karena menabrak dari belakang, mengakibatkan nomor 11 kehilangan posisi terdepan," ungkap Ananda Mikola. 

Jadi poinnya, lanjut Nanda, apapun alasannya, pembalap menabrak pembalap di depannya  tetap bersalah. Karena mengakibatkan pembalap tersebut kehilangan posisi, meski masih bisa melanjutkan balapan. Sedangkan yang menabrak justru DNF (did not finish).

Suami artis Marcella Zalianty ini justru menyayangkan kenapa Toyota Gazoo Racing Indonesia (TGRI) tim pembalap Amato tidak melanjutkan ke tingkat banding ketika surat protesnya ditolak.

"Mekanismenya kan memang begitu. Setelah surat Protes, kemudian boleh lanjut Banding. Di proses Banding tersebut, kami kemudian membentuk Tim Panel terdiri-dari 3 tokoh yang ahli di bidangnya, memanggil saksi-saksi, pihak yang terlibat hingga saksi ahli, sebelum membuat keputusan dan dilaporkan kepada Ketum IMI Pusat," terang Nanda. 

Dengan tidak melakukan Banding, kata Nanda, berarti bisa dianggap prosesnya sudah selesai. 

FASILITAS MINIM DI SIRKUIT

Toh, putra dari legenda hidup motorsport Indonesia, H Tinton Soeprapto ini juga tak ingin menyalahkan sepenuhnya kepada RC, khususnya Steward yang bertugas di ISSOM kemarin.

"Saya tahu, juga ada kendala dialami teman-teman Steward ketika bertugas. Salah satunya, minimnya fasilitas yakni kamera di sirkuit Sentul yang terbatas. Dan, kalau yang namanya keputusan, FIA (Federasi Bermotor Dunia) sekali pun juga pernah membuat kesalahan," urai Nanda.

Meski begitu, Nanda meminta agar petugas lomba, RC, terus membekali diri dengan seminar olahraga balap, update regulasi FIA serta mengikuti perkembangan peraturan di balapan sekelas F1 hingga MotoGP. "Serta, yang terpenting, harus kedepankan faktor kehati-hatian dalam memutuskan insiden atau kejadian dalam balapan," 

"Dan, ternyata saya baru sadar, Steward di balap mobil ISSOM, banyak yang bukan dari latar belakang mantan pembalap. Ada baiknya ke depan, salah satu dari 3 Steward yang bertugas adalah Steward mantan pembalap," harap Nanda. 

Halaman:

Tags

Terkini