Saat itu semua berjalan baik. Saya khawatir suhu transmisi matic akan overheat karena melewati pasir lembut sangat membebankan kerja transmisi.
Tapi yang terjadi adalah terjadi rintik-rintik air di kaca depan dan berwarna kehijauan. Saya menyadari itu adalah radiator udara yang keluar ke kaca. Dan benar saja, tidak lama suhu air kami menunjukkan overheating dan mentok ke batas maksimal.
Berikutnya yang saya inginkan adalah tekanan oli mesin. Meskipun udara panas namun tekanan oli mesin masih aman, sehingga saya putuskan terus menerus tanpa henti.
Sampai tiba saatnya, indikator suhu mesin air berubah menjadi sangat dingin. Ini sangat buruk, karena biasanya menandakan udara di radiator habis, sehingga sensornya tidak melewatkan udara lagi dan memberi sinyal dingin.
Saat itu sudah jam 21.30 waktu Meksiko, sangat gelap tetapi saya harus segera memeriksa kondisi radiator udara di tengah hamparan pasir luas.
Kita mempunyai tempat yang bagus untuk berhenti, dan segera kita periksa. Ternyata tabung reservoir ada sedikit retak. Kita segera lem dan mengaktifkan untuk melanjutkan lomba, hanya menunggu 10 menit untuk lem-nya kuat dan kita langsung naik mobil.
Dan, di sini hal buruk terjadi! Sesaat kita tancap gas tiba-tiba mobil tidak maju! Mobil “tenggelam” di pasir!
Pasirnya gak sama dengan pasir laut atau pun pasir-pasir yang pernah saya tahu. Setiap kali kita gali maka pasir di sekililingnya akan runtuh menutup galian itu.
Rencananya kita gali untuk menaruh tatakan “tangga pasir” menjadi alas roda, namun tangga pasir tidak membuat mobil lolos, larangan hanya berputar di atas tangga karena seluruh sasis sudah duduk di atas pasir.
Kita segera gali gali untuk dongkrak sasisnya. Strateginya adalah kita dongkrak angkat sedikit demi sedikit. Di saat ban terangkat maka kita isi dengan pasir di bagian bawah. Kita yakin teknik ini akan berhasil, kita bekerja sekaligus di 3 roda yang terbenam.
Daaaan kita berhasil lolos, mobil kembali berdiri. Alhamdulillah. Jam saat itu 23.17 waktu Meksiko.