ViralNews.id - Taylor Swift telah mengumumkan jadwal tur dunia yang berjudul "The Eras Tour". Jakarta tidak termasuk dalam daftar tujuan konser dari musisi asal Amerika Serikat tersebut.
Di Asia, hanya Singapura dan Jepang yang termasuk dalam daftar tersebut. Taylor Swift akan mengadakan konser selama tiga hari pada tanggal 2 hingga 4 Maret 2024 di National Stadium Singapura.
Banyak penggemar di Indonesia merasa kecewa karena Jakarta tidak masuk dalam The Eras Tour, mengingat banyaknya penggemar yang ingin melihat penampilan spektakuler penyanyi "Anti-Hero" tersebut.
Dalam tengah kekecewaan penggemar, sebuah cuitan di Twitter dari akun @fachrizaalghani menjadi viral yang menyebutkan bahwa sebenarnya Taylor Swift telah merencanakan untuk mengadakan konser di Jakarta International Stadium pada Maret 2024 mendatang, tetapi dibatalkan.
"Terbukti bahwa pihak Taylor telah membatalkan (konser) di Indonesia. Mereka membatalkannya sepenuhnya, kecuali untuk Singapura," bunyi percakapan di WhatsApp yang dibagikan melalui tangkapan layar oleh akun @fachrizaalghani, pada hari Rabu (21/6/2023).
"Karena sudah diajukan (presentasi) kemarin. Manajemennya sudah sangat pasti. Ternyata Indonesia tidak memenuhi syarat. Negaranya terlalu politis mungkin, padahal tempat dan lain-lainnya sudah ditetapkan untuk menggunakan JIS," tambahnya.
Diketahui bahwa ada beberapa kendala yang menyebabkan pihak Taylor Swift membatalkan rencana konser di Jakarta, salah satunya adalah kelangkaan tiket yang tidak terkendali.
"Ada hal lain yang dibahas. Karena di Indonesia, permasalahannya adalah kelangkaan tiket. Jadi pihak sana meminta agar tidak ada kenaikan harga. Mereka mendengar tentang kasus Coldplay dari manajemennya Taylor, dan meminta setiap KTP hanya bisa membeli maksimal dua tiket," ungkapnya.
Namun, promotor yang berniat membawa Taylor Swift tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut sehingga manajemen memutuskan untuk menghapus Jakarta dari daftar tempat konser sang artis.
Percakapan yang dibagikan oleh akun @fachrizaalghani belum dikonfirmasi kebenarannya. Namun, warganet mengkritik promotor Indonesia karena lebih mendukung calo daripada penonton.
"Padahal persyaratannya wajar dan tidak memberatkan, tapi mengapa tidak bisa dipenuhi? Oh iya, lupa bahwa promotor juga berperan sebagai calo," cibir seorang warganet.
"Lebih memilih memihak pada calo daripada penonton. Ini benar-benar ciri khas Indonesia," tanggapan orang lain.