VIRALNEWS.ID, Kupang — Kasus kematian prajurit TNI AD, Prada Lucky Chepril Saputra Namo, menuai sorotan publik. Prada Lucky diduga meninggal dunia akibat penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya di satuan.
Kemarahan dan kesedihan mendalam disampaikan ayah korban, Sersan Mayor (Serma) Christian Namo, yang juga merupakan anggota TNI. Ia meluapkan emosinya saat menjemput jenazah sang putra di Bandara El Tari, Kupang, Kamis (7/8).
“Apa perlu korban terus? Nggak ada yang berani tutup mulut saya, siapapun itu nggak ada yang berani, untuk kebenaran, keadilan, berani sentuh saya?” tegas Christian dengan nada tinggi.
Ia juga menyatakan kesiapannya mempertaruhkan nyawa demi menuntut keadilan atas kematian anaknya. “Nyawa saya taruhannya kok, saya mati dulu baru masalah ini selesai. Selama saya hidup, saya kejar terus. Kalau sempat tidak dapat keadilan, Indonesia bubar, Merah Putih bakar saja,” ujarnya dengan penuh emosi.
Dalam pernyataannya, Serma Christian menegaskan bahwa perjuangannya mencari keadilan bukan hanya untuk anaknya, tetapi juga demi mencegah jatuhnya korban lainnya.
“Saya tentara, tentara Merah Putih, jiwa saya Merah Putih. Kalau bisa semua dihukum mati. Biar tidak ada Lucky yang lain, Lucky-Lucky yang lain. Ingat baik-baik, anak tentara saja dibunuh kok, bagaimana mau yang lain,” ucapnya lantang.
Dugaan penganiayaan mencuat setelah ditemukan sejumlah luka pada tubuh mendiang Prada Lucky. Di antaranya bekas pukulan benda tumpul di bagian punggung serta bekas sundutan rokok di lengan dan kaki.
Hingga saat ini, pihak berwenang telah mengamankan empat prajurit TNI yang diduga terlibat dalam penganiayaan tersebut. Proses penyelidikan masih terus berlangsung untuk mengungkap fakta di balik kematian tragis Prada Lucky. (lil)