VIRALNEWS.ID, Jakarta - Sutradara Hanung Bramantyo angkat bicara terkait penayangan film animasi Merah Putih: One For All yang tengah menjadi sorotan di media sosial. Melalui unggahan di Instagram Story pada Minggu (10/8/2025), Hanung menanggapi pemberitaan yang menyebut film tersebut tidak mendapatkan dana dari pemerintah.
Hanung menilai penayangan Merah Putih: One For All di bioskop terkesan terburu-buru. Ia juga mempertanyakan bagaimana film ini bisa mendapatkan slot tayang di tengah antrean sekitar 200 judul film Indonesia lainnya.
“Terus kenapa buru-buru tayang? Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia yang ngantre tayang?” tulisnya.
Tidak hanya di Instagram, sutradara La Tahzan itu juga melontarkan kritik di platform Threads pada Senin (11/8/2025). Ia menyoroti besaran anggaran produksi film yang disebut mencapai Rp7 miliar, namun menurutnya hasil yang diperoleh tidak sebanding.
“Budget Rp7 miliar untuk film animasi, potong pajak 13 persen kisaran Rp6 miliar, sekalipun tidak dikorupsi, hasilnya tetap jelek,” tulis Hanung di akun Threads @hanungbramantyo. Ia menambahkan bahwa standar anggaran pembuatan film animasi seharusnya berada di kisaran Rp30–40 miliar di luar biaya promosi, dengan waktu pengerjaan empat hingga lima tahun.
Hanung juga mengungkap bahwa dengan anggaran sekitar Rp6 miliar, film animasi baru mencapai tahap previs atau storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator. Menurutnya, jika hasil tersebut langsung ditayangkan, penonton akan sulit menerima.
“Budget Rp6 miliar hanya sampai tingkat previs. Ibarat membangun rumah, belum diplester semen dan lantainya masih cor-coran kasar,” tegasnya.
Merah Putih: One For All merupakan produksi Perfiki Kreasindo, bagian dari Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Film ini disutradarai oleh Endiarto dan Bintang Takari, serta direncanakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80. (lil)