VIRALNEWS.ID - Selama lima tahun terakhir, Laila Abdel Maksoud dari Mesir dan keluarganya telah aktif dalam sebuah badan amal yang menyediakan makanan gratis selama bulan Ramadan.
Meskipun inflasi yang meningkat telah membuat biaya operasional organisasi tersebut naik, mereka telah berhasil melayani lebih banyak orang. Ekonomi Mesir akhir-akhir ini dilaporkan mengalami penurunan drastis.
Mengutip middleeastmonitor, Kamis (4/4/2024), Maksoud mencatat bahwa awalnya mereka hanya menyediakan 500 porsi makanan, namun tahun ini angka itu melonjak menjadi lebih dari 4.000 porsi karena jutaan orang Mesir berjuang menghadapi inflasi yang tinggi.
Kondisi ekonomi yang terganggu, disebabkan oleh kekurangan mata uang asing yang parah dan faktor-faktor global seperti penurunan pendapatan Terusan Suez, telah membebani perekonomian selama dua tahun terakhir.
Baca Juga: Soal Kasus Dugaan Korupsi Timah 271 Triliun, Begini Respons Luhut Binsar Pandjaitan
Meskipun telah ada investasi dari negara-negara Teluk dan bantuan keuangan dari IMF bulan lalu, warga Mesir dan badan amal masih merasakan dampak dari lonjakan harga.
"Setiap tahun semakin mahal, dan dengan situasi saat ini, kami tidak yakin arah yang harus diambil, tetapi kami berkomitmen untuk melanjutkannya," kata Maksoud.
Ahmed Farouk, direktur administrasi dari badan amal Asosiasi Ummat Al-Habib yang memberikan tunjangan dan makanan kepada keluarga yang membutuhkan, mengungkapkan bahwa biaya operasional telah meningkat enam kali lipat, menyebabkan lebih banyak orang terjerumus dalam kemiskinan.
"Ada segmen masyarakat yang sebelumnya tidak membutuhkan bantuan, kini mulai memerlukannya," katanya.
"Saya dengan yakin menyatakan bahwa Mesir bertahan karena kebaikan hati rakyatnya," pungkasnya.