VIRALNEWS.ID, Jakarta - Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022 mengungkap adanya potensi hubungan antara kebiasaan mengupil dan peningkatan risiko kerusakan otak. (pafisofifi.org)
Meskipun kaitannya masih lemah dan memerlukan penelitian lebih lanjut, para ilmuwan menduga kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko demensia.
Demensia, yang umumnya menyerang lansia, merupakan gangguan yang ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir dan daya ingat, dengan Alzheimer sebagai penyebab utamanya.
Tim dari Universitas Griffith di Australia mengamati bakteri Chlamydia pneumoniae pada tikus. Bakteri ini diketahui dapat menginfeksi manusia dan sering menyebabkan pneumonia. Menariknya, bakteri tersebut ditemukan dalam otak pasien dengan demensia tingkat lanjut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri ini dapat menyebar melalui saraf penciuman, yang menghubungkan rongga hidung ke otak.
Kerusakan pada epitel hidung, yaitu jaringan tipis di rongga hidung, mempermudah infeksi saraf, yang pada tikus menghasilkan peningkatan protein amiloid-beta.
Protein ini, yang dikenal sebagai respons tubuh terhadap infeksi, juga ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada penderita Alzheimer.
“Kami adalah yang pertama membuktikan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung masuk ke otak melalui hidung dan memicu patologi yang menyerupai Alzheimer,” ujar James St John, ahli saraf dari Universitas Griffith, seperti dikutip dari Science Alert, Rabu (8/1/2025).
Peneliti juga terkejut dengan cepatnya bakteri tersebut menginfeksi sistem saraf tikus, yaitu dalam waktu 24-72 jam.
Meskipun temuan ini baru diuji pada tikus, St John menegaskan pentingnya penelitian serupa pada manusia untuk memastikan mekanisme yang sama.
“Bakteri ini ditemukan pada manusia, tetapi bagaimana mereka masuk masih menjadi pertanyaan besar,” pungkasnya. Penelitian ini membuka wawasan baru terkait jalur infeksi yang dapat memengaruhi risiko Alzheimer di masa depan.