VIRALNEWS.ID - Jelang lebaran, saat banyak konsumen Indonesia berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan mereka, penting bagi para pedagang online untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan siber.
Data survei dari YouGov menunjukkan bahwa setidaknya 70 persen dari responden berencana untuk melakukan pembelian produk busana, perawatan pribadi, dan kosmetik melalui platform e-commerce.
Namun, meningkatnya aktivitas belanja online selama bulan Ramadan juga membawa risiko yang meningkat.
Dengan meningkatnya volume transaksi, penjahat siber memiliki lebih banyak peluang untuk mengeksploitasi kerentanan dalam sistem keamanan e-commerce.
Edwin Li, Direktur Negara Fortinet di Indonesia, menyoroti pentingnya sikap proaktif dalam menghadapi ancaman siber selama bulan Ramadan dan Lebaran.
Menurutnya, pedagang online perlu mengambil langkah-langkah proaktif dalam keamanan siber karena sering menjadi sasaran yang lebih mudah bagi penjahat siber.
Salah satu alasan utama mengapa pedagang online harus memprioritaskan keamanan siber adalah untuk melindungi konsumen dari risiko pencurian identitas dan informasi pembayaran.
Dengan tingginya volume transaksi e-commerce di Indonesia, celah keamanan dapat mengakibatkan gangguan dalam pengalaman belanja online, seperti kerusakan situs dan keterlambatan pemrosesan.
Menanggapi serangan siber yang semakin canggih dan bervariasi, Edwin merekomendasikan strategi keamanan yang spesifik. Pendekatan yang menyeluruh dan berlapis terhadap keamanan siber, yang mencakup teknologi, proses, dan faktor manusia, diperlukan untuk mengatasi ancaman tersebut.
Pelatihan karyawan, kesadaran akan keamanan, dan komunikasi yang efektif juga penting dalam mengurangi risiko serangan siber.
Selain itu, penerapan teknologi keamanan seperti otentikasi multifaktor dan pendekatan zero-trust dapat membantu meningkatkan keamanan platform e-commerce.
Edwin juga menyoroti peran penting yang dimainkan oleh kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan keamanan siber. AI dapat memberdayakan otomatisasi, menyederhanakan integrasi alat keamanan, dan memungkinkan analisis data real-time untuk mendeteksi dan merespons ancaman dengan lebih cepat.
Penerapan langkah-langkah ini dapat mengurangi waktu deteksi ancaman dari lebih dari 20 hari menjadi kurang dari satu jam, serta mengurangi waktu investigasi dan remediasi dari lebih dari 18 jam menjadi 15 menit atau kurang.
Artikel Terkait
Jelang Lebaran 2024, Simak Tips Aman Terhindar dari Penipuan Modus Uang Palsu
Muncuci Hijab dengan Praktis dan Cerdas: Fitur Terkini Bikin Hijab Awet dan Anti Kusut
Kue Kering Nastar Pandan Keju, Menu Unik di Hari Lebaran
Di Tengah Inflasi, Keluarga di Mesir Ini Masih Setia Memberi Makan Gratis ke Banyak Orang selama Ramadan